TikTok Diklaim Tak Dibanjiri Produk Asing, Menkop: Jangan Coba Bohongi Saya!

TikTok Diklaim Tak Dibanjiri Produk Asing, Menkop: Jangan Coba Bohongi Saya!

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 12 Jul 2023 12:49 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UMKM) Teten Masduki
Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menolak tegas pernyataan yang menyebut tidak ada produk asing ataupun cross border di TikTok Shop. Berdasarkan fakta di lapangan yang ia temui, banyak pedagang online yang tak dapat memastikan dari mana asal produknya.

Tanggapan ini menyusul pernyataan TikTok Indonesia dan Kementerian Perdagangan yang menyebut tidak ada produk-produk cross border di TikTok Shop. Produk cross border sendiri ialah produk asing hasil perdagangan lintas negara melalui e-commerce dalam negeri.

"Sekarang mereka klaim 'oh nggak yang dijual bukan produk luar'. Kata siapa? Waktu saya mau bikin kebijakan subsidi untuk UMKM di online, waktu COVID-19, semua pelaku e-commerce nggak bisa mastiin berapa produk UMKM atau misahin mana produk UMKM, mana produk impor," kata Teten saat ditemui di kantor Kemenkop UKM, Jakarta Selatan, Rabu (12/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang mereka bisa pastiin yang jualan di onlinenya adalah UMKM. Tapi, mereka tidak bisa pastikan produknya ini. Jadi, jangan coba bohongi saya. Dari mana itu? Ayo ketemu sama idEA segala macam," sambungnya.

Teten menilai, produk-produk asing yang berseliweran di social commerce seperti TikTok berbahaya bagi UMKM. Menurutnya, social commerce ini jauh lebih berbahaya ketimbang e-commerce karena akan lebih mudah mempengaruhi konsumen untuk membeli produk mengikuti algoritma.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera menyelesaikan proses revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 50 tahun 2020. Dengan revisi aturan ini, barang-barang impor yang dijual di e-commerce bisa lebih terkontrol lewat sejumlah langkah pembatasan.

"Seperti di Inggris tadi, 67% algoritma Tiktok bisa mengubah orang yang tadinya nggak mau beli, jadi beli. Apalagi kalau diarahkan ke produk yang mereka bawa sendiri. Ini kan juga harus jelas aturannya di Permendag ini supaya e-commerce itu hanya penyedia lapak, bukan bawa brand sendiri," kata Teten.

"Bukan anti produk dari luar, kita sudah pasar yang terbuka tapi kita juga perlu melindungi UMKM kita supaya tidak kalah bersaing," pungkasnya.

Sebagai tambahan informasi, sebelumnya kondisi produk-produk asing alias cross border banjiri TikTok Shop sempat dibantah oleh TikTok Indonesia. TikTok juga membantah kalau project TikTok S beroperasi di Indonesia.

"Tidak ada bisnis lintas batas (cross-border) di TikTok Shop Indonesia," kata TikTok Indonesia, lewat pernyataan yang diterima detikcom, beberapa waktu lalu.

Selain itu, pernyataan serupa juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim. Ia menilai, saat ini kebanyakan produknya berasal dari industri dalam negeri.

"Yang dijual di TikTok Shop itu adalah barang-barang yang dalam negeri. Jadi TikTok shop itu, tidak ada barang-barang yang sifatnya cross border. Jadi itu adalah barang UKM," kata Isy, saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (6/7/2023).

Isy mengatakan, kondisi ini berdasarkan atas penelusuran pihaknya hingga saat ini. Sebagai antisipasi ke depannya dan demi mencegah banjirnya produk-produk asing, pihaknya juga sudah meminta TikTok membuka kantor cabang manajemennya di Jakarta. Kemendag juga tengah mendorong revisi Permendag 50/2020 agar barang-barang impor bisa lebih diatur.

Lihat juga Video 'Bukan Indonesia, Ini Negara dengan Pengguna TikTok Terbanyak di Dunia':

[Gambas:Video 20detik]



(rrd/rir)

Hide Ads