.webp)
PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) yang menggarap proyek multi lane free flow (MLFF) baru saja melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ke hampir separuh karyawannya. Dari 52 karyawan yang ada, sekitar 20 orang di antaranya kena dampak PHK.
Menanggapi hal ini Perwakilan Hukum Forum Karyawan Roatex Indonesia, Adi Sugiarto, mengatakan keputusan ini dinilai sepihak. Karyawan tak terima dan menilai pemecatan ini dilakukan tanpa alasan yang jelas. Perusahaan sebelumnya mengklaim PHK dilakukan guna mengurangi jumlah pengeluaran yang dinilai sudah cukup besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertanyaannya kenapa teman-teman ini dipecat, kalau berdasarkan surat itu efisiensi dan restrukturisasi. Tapi kemudian di rilis (Roatex sebelumnya) juga disampaikan kalau ke depan tetap ada tetap ditambah (karyawan baru)," kata Adi kepada awak media, Rabu (12/7/2023).
"Ini kan rada nggak nyambung (antara alasan pemecatan dengan isi rilis), kalau mau di-efisiensi apa diganti robot atau mau diganti apa," jelasnya lagi.
Lebih lanjut, Adi menjelaskan proses pemecatan ini juga tidak dilakukan melalui proses hukum yang berlaku. Menurutnya ada tahapan yang harus dilakukan perusahaan sebelum melakukan PHK.
"Sebenarnya di UU Ciptaker ataupun di aturan perundangan, sudah menjamin hak-hak pekerja. Ada tata cara misalkan (pegawai) salah, force majeure, berapa kali tidak masuk tanpa izin. Ada prosesnya dulu, setelah itu dipanggil, dievaluasi, diberi surat peringatan 1,2,3 kemudian," ungkap Adi.
Untuk itu Adi berharap agar perusahaan dapat mempertimbangkan kembali keputusannya. Menurutnya, terbaik bila karyawan yang ter-PHK ini dapat dipekerjakan kembali.
Sebagai informasi, sebelumnya RITS telah mengumumkan efisiensi di perusahaan pada Selasa (11/7) kemarin. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Direktur Utama PT RITS, Attila Keszeg.
Meski melakukan PHK, Attila menyebut PT RITS bakal kembali merekrut karyawan yang jumlahnya bakal bertambah secara bertahap. Dalam 6 bulan ke depan pihaknya bakal merekrut sekitar 70-80 orang.
(fdl/fdl)
