Bos Garuda Kritik Tarif Batas Pesawat: Untung Minim, Pengawasan Kurang

Bos Garuda Kritik Tarif Batas Pesawat: Untung Minim, Pengawasan Kurang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 14 Jul 2023 11:59 WIB
Dirut Garuda Indonesia
Foto: Screenshoot 20detik

Terbang Memang Mahal

Sebagai maskapai, Irfan punya pandangan lebih baik pemerintah sebagai regulator tak perlu mengatur penarifan yang merupakan domain komersial. Regulator utamanya hanya mesti mengatur dua hal, pertama urusan keamanan terbang dan kedua soal hak untuk konsumen.

"Tapi pada dasarnya begini, menurut saya sebagai pelaku industri, regulator itu semestinya mengatur dua urusan utama, terkait dengan safety yang nggak boleh dilanggar sama pelaku dan pemain industri ini, yang kedua mengenai hak konsumen. Urusan komersial semestinya nggak perlu diatur lah," kata Irfan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, terbang memang mahal. Ungkapan itu bukan cuma isapan jempol biasa. Pasalnya, untuk menjaga armada tetap prima dan keamanan operasional bisa terjaga butuh biaya besar bagi maskapai.

"Terbang kan memang mahal, perawatannya segala macam, keamanannya. Ini kan bukan mobil, kalau mobil mogok ya kita bisa minggir sebentar. Ini kan nggak bisa. Terbang itu memang mahal, terbang nggak buat semua orang, kita juga heran kalau ada yang jual kelewat murah," jelas Irfan.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, secara statistik menurutnya pun tak lebih dari 5% masyarakat yang benar-benar bisa dan mampu berpergian memakai pesawat. Masih banyak alternatif yang bisa digunakan masyarakat untuk berpergian.

"Ketika publik marah naik pesawat ke Surabaya misalnya, 'kok jadi mahal sekali sekarang?' Ya naik kereta aja kalau bisa. Kita ada datanya, di bawah 5% orang Indonesia yang gunakan pesawat, ini memang bukan untuk semua orang," ujar Irfan.



Simak Video "Video: Mengulik Kecanggihan Fitur Find My yang Dipakai Penumpang Garuda Lacak iPhone"
[Gambas:Video 20detik]

(hal/eds)

Hide Ads