Melihat ketimpangan di Indonesia bisa dilihat dari gini ratio. Gini ratio mengukur derajat ketidakmerataan distribusi penduduk yang dihitung dengan skala 0 sampai 1. Bila angka gini ratio mendekati 1 berarti semakin timpang, sementara bila angka gini ratio mendekati 0 maka ekonomi semakin merata.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat gini ratio di Indonesia terakhir pada September 2022 sebesar 0,381, turun 0,003 poin dari Maret 2022 0,384.
Nyatanya masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang gini ratio-nya berada di atas level rata-rata nasional. Paling tinggi adalah DI Yogyakarta yang mencapai angka 0,459, kemudian Gorontalo dengan angka 0,423, lalu DKI Jakarta dan Jawa Barat berada di level 0,412.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yusuf Rendy Manilet untuk menanggulangi masalah ketimpangan ini cara yang harus dilakukan adalah melakukan penciptaan lapangan kerja secara lebih merata.
"Salah satu upaya yang kemudian perlu dilakukan dalam menanggulangi ketimpangan ialah bagaimana penciptaan lapangan kerja itu bisa kita secara merata. Baik itu di kota maupun di desa," sebut Yusuf Rendy.
"Di level pusat kebijakan penanggulangan kemiskinan dan juga pencipta lapangan kerja merupakan beberapa hal yang dilakukan," lanjutnya.
Dia juga mengatakan pemerintah daerah juga harus ikut andil untuk mengurangi ketimpangan yang terjadi. Misalnya saja dengan cara mempercepat realisasi investasi ke suatu daerah sehingga lapangan kerja bisa lebih merata.
"Di level daerah perlu diperhatikan bagaimana efektivitas daerah dalam menggunakan kebijakan fiskal untuk menangani kemiskinan di daerah dan juga bagaimana merancang insentif investasi untuk masuknya investasi di suatu daerah. Menurut saya hal ini akan ikut menentukan bagaimana mengurangi ketimpangan di suatu wilayah atau daerah," papar Rendy.
(hal/das)