Angka kemiskinan sebuah negara memang menjadi sorotan. Karena biasanya sebuah negara dikatakan berhasil pada sektor ekonominya jika bisa menurunkan angka kemiskinan juga.
Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem 0% pada 2024. Oleh sebab itu segala upaya tengah terus dilakukan oleh pemerintah, mulai dari membuka lapangan pekerjaan hingga membantu memberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin.
Dalam data Global Multidimensional Poverty Index 2023 milik Oxford Poverty & Human Development Initiative dan United Nations Development Programme (UNDP), dalam jangka waktu 6 tahun dari 2012 sampai 2017 sebanyak 8 juta orang Indonesia keluar dari jurang kemiskinan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara India berhasil menurunkan angka kemiskinan cukup signifikan. Sebanyak 451 juta orang keluar dari jurang kemiskinan dari tahun 2005/2006 sampai 2019/2021. Kemudian sebanyak 69 juta orang di China tak lagi miskin, angka total dari tahun 2010 sampai 2014.
Lalu diikuti oleh sebanyak 19 orang di Bangladesh keluar dari kemiskinan dari tahun 2015 sampai 2019, Pakistan menurunkan angka kemiskinan sebanyak 7 juta orang dari tahun 2012/2013 sampai 2017/2018 dan Nigeria menurunkan angka kemiskinan 5 juta orang pada tahun 2018 sampai 2021.
Oxford Poverty & Human Development Initiative dan United Nations Development Programme, merupakan lembaga yang mendata angka kemiskinan di 110 negara. Dalam datanya, dari 110 negara ada sebanyak 1,1 miliar orang masuk kelas miskin.
"Artinya lebih dari 18% diperkirakan masuk taraf hidup miskin akut," tulis data dari kedua lembaga itu, dikutip Senin (17/7/2023).
Kemudian dari 1,1 miliar orang miskin di 110 negara, sebanyak 534 juta orang miskin tinggal di Afrika Sub-Sahara. Kemudian sebanyak 730 juta orang miskin tercatat bertempat tinggal di negara berkembang.
Lalu sebanyak 387 juta orang yang tinggal negara berpenghasilan rendah. Data itu juga mencatat sebanyak 389 juta orang miskin tinggal di Asia Selatan.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa perna mengungkap ada 5,6 juta orang masih masuk dalam level miskin ekstrem di Indonesia.
Saat ini, penduduk miskin ekstrem yang harus dientaskan masih tinggi, yaitu sekitar 5,6 juta orang. Suharso menilai tantangan ini cukup berat dan harus dicapai dengan perbaikan data secara total, dan integrasi program yang disertai pemberdayaan ekonomi secara masif.
"Kita lihat penurunan kemiskinan melambat, dan ini ada beberapa cara berhitung karena berdasarkan PPP (purchasing power parity) dengan angka US$ 1,9 dan US$ 2,15," terang Suharso saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR (Rabu (5/4/2023).
(das/das)