Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Juni 2023 ekspor Indonesia mencapai US$ 20,61 miliar. Angka ini menurun 5,08% dibandingkan periode bulan sebelumnya.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengungkapkan untuk kegiatan ekspor ini ada tiga negara tujuan ekspor dengan pangsa terbesar.
"Tiga negara tujuan utama ekspor non migas adalah China, Amerika Serikat, dan India," kata dia dalam konferensi pers, Senin (17/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan untuk ekspor non migas ke China US$ 4,58 miliar mengalami penurunan secara bulanan dan secara tahunan tahunan. Pangsa pasar ekspor ke China adalah 23,70% terhadap total nilai ekspor non migas Juni 2023. Utamanya didorong besi dan baja HS72 dan bahan bakar mineral atau HS 27.
Selanjutnya ekspor non migas ke AS sebesar US$ 1,96 miliar. Angka ini mengalami penurunan baik bulanan maupun tahunan. Dengan pangsa pasarnya sebesar 10,11% komoditas utamanya adalah mesin dan perlengkapannya, elektrik dan bagiannya dan pakaian dan aksesorisnya.
Kemudian ekspor non migas ke India sebesar US$ 1,67 miliar naik secara bulanan tetapi menurun secara tahunan. Pangsa ekspor ke India sebesar 8,61%. Dan komoditasnya ini adalah lemak dan minyak hewani nabati dan bahan bakar mineral.
BPS juga mencatat aktivitas impor non migas dari tiga negara yaitu China, Jepang dan Thailand. Impor dari China sebesar US$ 4,85 miliar ini dengan pangsa pasar 32,51% terhadap total impor non migas. "Komoditas utama mesin peralatan mekanis dan bagiannya serta mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya," kata dia.
Kemudian Impor non migas dari jepang US$ 1,40 miliar dengan pangsa pasar 9,37% terhadap total impor di mana komoditas utama adalah mesin dan perlatan mekanis dan bagiannya. Kendaraan dan bagiannya.
Negara ketiga adalah Thailand US$ 0,78 miliar pangsa pasar 5,23% dengan komoditas utama kendaraan dan bagiannya, peralatan mesin dan bagiannya. "Nilai impor ketiga negara ini mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan," jelas dia.
(kil/fdl)