Kementan Sebut Petani Muda Jadi Tumpuan Pertanian Hadapi Ancaman Pangan

Kementan Sebut Petani Muda Jadi Tumpuan Pertanian Hadapi Ancaman Pangan

Erika Dyah Fitriani - detikFinance
Kamis, 20 Jul 2023 18:56 WIB
Ditjen Hortikultura
Foto: dok. Kementan
Jakarta -

Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi persoalan pangan yang semakin kompleks. Termasuk adanya ancaman El Nino yang dinilai perlu dihadapi secara ekstra.

Sebagaimana diketahui, masih ada isu kerawanan pangan karena berbagai faktor global. Mulai dari wabah COVID-19 yang masih belum sepenuhnya tuntas, ketegangan geopolitik internasional akibat perang Rusia - Ukraina yang berlarut-larut, serta bayang-bayang ancaman El Nino.

"Di tengah situasi global dan tantangan yang ada, petani muda milenial menjadi tumpuan pertanian Indonesia agar semakin maju, mandiri, dan modern," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (20/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Pembukaan Soropadan Agro Festival II di Temanggung, Jawa Tengah, Prihasto mengaku pihaknya telah menerapkan berbagai strategi dalam menghadapi El Nino. Prihasto meyakini Indonesia mampu keluar dari ancaman El Nino.

Ia merinci sejumlah strategi, seperti pengembangan budidaya off season di dalam screen house dan produksi benih di dalam nurseri dengan target 68 juta, serta kerja sama produksi di luar musim, klinik PHT, dan pengolahan limbah pertanian.

ADVERTISEMENT

"Dengan kerja kolektif, kerja kolaboratif, kerja cerdas, kerja keras, dan kerja ikhlas dari segenap insan pertanian Indonesia, Insyaallah El Nino bisa kita lalui dengan baik dan selamat," tandasnya.

Lebih lanjut, Prihasto menerangkan pertanian Indonesia mampu menunjukkan prestasi yang menggembirakan di tengah ancaman global. Ekspor pertanian meningkat sejak tahun 2019 hingga 2022, ekspor tertinggi terjadi saat pandemi COVID-19 melanda (2020-2021) yakni sebesar 36,43%. Ekspor hortikultura tahun 2022 sebesar US$ 735,58 menunjukkan peningkatan 17,09% per tahun, termasuk durian yang permintaannya semakin meningkat.

Nilai Tukar Petani (NTP) Hortikultura bulan Juni 2023 pun tembus 112,93, naik 2,22% dibandingkan bulan sebelumnya. Produksi hortikultura periode 2020 hingga 2022 juga meningkat, buah-buahan naik 7,09%, sayuran naik 2,79%, tanaman obat naik 13,64%, dan florikultura naik 3,06%.

"Kunci peningkatan ekspor adalah 3K yaitu kuantitas, kualitas, kontinuitas, yang berujung pada 1K yaitu Kepercayaan, " tutur Prihasto.

"Saat ini kami sedang menyiapkan langkah-langkah untuk mendorong ekspor durian," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan pentingnya teknologi dan sistem pertanian kepada petani muda. Menurutnya, hal tersebut dapat membantu usaha petani di bidang pertanian lebih praktis dan mudah.

"Untuk membikin anak muda agar tertarik di dunia pertanian, kuncinya adalah masuklah ke dalam dunia mereka yang familier dengan gadget, beragam platform dan media sosial," kata Ganjar.

"Menurutnya dulu orang terjun ke pertanian hanya karena kepepet, tapi sekarang peluang sektor pertanian sangat besar," paparnya

Menurut Ganjar, teknologi pertanian harus terus diperbarui dan ditingkatkan untuk mencapai kedaulatan pangan nasional. Ia mengatakan pendapatan dari pertanian pun bisa menjadi daya tarik bagi milenial.

Sebagai informasi, Soropadan Agro Festival II yang berlangsung 20-24 Juli 2023 menampilkan berbagai produk pertanian, teknologi inovasi wirausahawan pertanian, dan sejumlah kegiatan pendukung seperti talkshow, aneka lomba, pameran, hingga kesenian tradisional.




(anl/ega)

Hide Ads