Dewan Pengurus The Pandemic Fund telah menyetujui hibah putaran pertama bagi 37 negara. Pendanaan putaran pertama ini mencapai US$ 338 juta atau Rp 5,07 triliun (kurs Rp 15.000) untuk 19 proyek.
Pandemic Fund adalah mekanisme pembiayaan multilateral pertama yang didedikasikan untuk menyediakan hibah multi-tahun untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah agar lebih siap menghadapi pandemi di masa depan. Pendanaan ini dibentuk pada September 2022 dan secara resmi diluncurkan di bawah Presidensi G20 Indonesia.
Dewan pengurus mengatakan bahwa proyek terpilih akan menerima dana untuk memperkuat pengawasan penyakit dan peringatan dini, sistem laboratorium dan tenaga kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan proposal yang direkomendasikan oleh Panel Penasihat Teknis (TAP), 19 proyek dipilih oleh Dewan Pengurus dengan fokus pada tiga bidang prioritas 'Call for Proposal' pertama dan akan menguntungkan 37 negara yang mewakili semua wilayah geografis Bank Dunia, dengan setidaknya dua proyek dialokasikan per wilayah," kata Dewan Pengurus dalam keterangannya, Jumat (21/7/2023).
Lebih rinci dijelaskan sekitar 30% dari hibah yang dialokasikan adalah untuk proyek-proyek di Afrika sub-Sahara, wilayah dengan permintaan tertinggi untuk hibah Pandemic Fund. Sementara lebih dari 75% proyek berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.
Proyek-proyek ini disebut melibatkan berbagai entitas pelaksana dan mendukung tujuan Pandemic Fund, yakni memberikan sumber daya tambahan yang berdedikasi untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan pandemi, memberi insentif kepada negara-negara untuk meningkatkan investasi, meningkatkan koordinasi di antara mitra, dan berfungsi sebagai platform untuk advokasi.
"Kami sangat senang bahwa Pandemic Fund telah dapat bergerak maju begitu cepat untuk mengalokasikan dana ke proyek-proyek yang mewakili keseimbangan yang baik di seluruh wilayah geografis, kelompok pendapatan negara, dan entitas pelaksana yang berpartisipasi," kata Wakil Ketua Dewan Dana Pandemi Chatib Basri.
Menteri Kesehatan Rwanda, Sabin Nsanzimana mengatakan Dewan Dana Pandemi bekerja dengan rajin untuk memastikan proses seleksi inklusif dan transparan dengan mengutamakan keadilan.
"Semua proposal ditinjau dan dievaluasi secara independen oleh TAP dan kami yakin bahwa portofolio proyek yang dipilih oleh Dewan untuk pendanaan akan meningkatkan kapasitas pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan (PPR) pandemi dan menanggapi ketidaksetaraan akibat COVID-19," imbuhnya.
Selanjutnya Dewan Pengurus The Pandemic Fund berencana meluncurkan panggilan untuk proposal kedua pada akhir 2023. Sejak diluncurkan hingga saat ini, telah terkumpul modal sebesar US$ 2 miliar yang berasal dari 25 kontributor pemerintah dan filantropis.
Lihat juga Video 'Jokowi: Negara G20 Sepakat Bentuk Dana Pandemi':