Pengusaha Beberkan Alasan Investasi di Jateng Kalah dari Jabar hingga DKI

Pengusaha Beberkan Alasan Investasi di Jateng Kalah dari Jabar hingga DKI

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 24 Jul 2023 15:34 WIB
Ilustrasi Kinerja Investasi
Ilustrasi Investasi - Foto: Pixabay
Jakarta -

Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tidak masuk ke lima besar tujuan investasi di Indonesia. Padahal dalam catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), empat provinsi di Pulau Jawa masuk ke daftar lima besar realisasi investasi di kuartal II.

Keempatnya adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Banten. Lantas, apa yang membuat realisasi investasi di Provinsi yang dipimpin Gubernur Ganjar Pranowo Ini kalah menarik dibanding provinsi tersebut?

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Jawa Tengah, Harry Nuryanto berpendapat, lahan industri atau kawasan industri di Jawa Tengah masih dalam tahap persiapan. Produktivitas sumber daya manusia (SDM) dan masalah perizinan juga masih menjadi isu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Faktor SDM produktif dan perjanjian jadi pertimbangan juga. Lahan-lahan industri atau kawasan industri masih dalam persiapan, belum sepenuhnya siap," katanya saat dihubungi detikcom, Senin (24/7/2023).

Selain itu, pelabuhan Tanjung Emas di Semarang kebanyakan hanya dijadikan tempat transit oleh kapal dan tidak langsung menuju pelabuhan internasional. Ia juga menyebut letak geografis Provinsi Jateng menjadi pertimbangan.

ADVERTISEMENT

"Tujuan eksport import. Seaport Tj. Emas banyak yang tidak direct dengan pelabuhan internasional, kebanyakan transit. Letak geografis Jateng juga jadi pertimbangan, logistik pemasarannya, bahan baku, dan lain-lain bisa lebih mendekati wilayah Barat, Sumatera, Kalimantan, begitu juga Jatim ke arah Timur, Sulawesi, Papua," bebernya.

Padahal menurutnya potensi bisnis di Jawa Tengah cukup menjanjikan. Sayangnya belum banyak investor yang turun langsung ke lapangan dan melihat kondisi Provinsi Jateng sebenarnya. Tapi ia percaya diri Provinsi Jateng bakal menjadi primadona investor di kemudian hari.

Pertimbangannya adalah tingkat upah di Jawa Tengah lebih terjangkau dibanding provinsi lain. Permasalahan geografis, kata dia, membaik seiring dengan pembangunan infrastruktur yang baik. Sementara permasalahan SDM, kesiapan lahan industri dan lainnya bakal semakin terkondisikan.

Sebelumnya, tidak masuknya Provinsi Jateng ke daftar lima besar tujuan investasi di Indonesia sempat disinggung Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Menurut Bahlil, pemerintah Jawa Tengah harus bekerja keras dan berkolaborasi, serta menerapkan inovasi. Namun ia yakin Jawa Tengah bakal menjadi provinsi yang bagus karena memiliki kawasan industri Batang.

"(Jateng) butuh kerja keras lagi, butuh kolaborasi. Saya pikir butuh inovasi kerja sama-sama, kita harus bangun kebersamaan di sana. Saya pikir Jateng ke depan akan jadi provinsi yang bagus karena ada Kawasan Industri Batang di sana," ujarnya saat ditemui di Kantornya, Jumat (21/7/2023).

Adapun realisasi investasi yang berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) di triwulan II sebesar Rp 186,3 triliun atau 53,3%. Sementara dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 163,5 triliun atau 46,7%.

Total realisasi investasi tertinggi dari PMA dan PMDN masih dipegang provinsi Jawa Barat dengan Rp 53,7 triliun, diikuti Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Rp 43 triliun, Jawa Timur Rp 31,1 triliun, Sulawesi Tengah Rp 26,6 triliun, dan Banten Rp 24,9 triliun.

(kil/kil)

Hide Ads