Menelusuri Permukiman di Kolong Tol Jakarta Utara

Menelusuri Permukiman di Kolong Tol Jakarta Utara

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 26 Jul 2023 07:30 WIB
Permukiman di Bawah Kolong Tol
Potret pemukiman warga di kolong tol - Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Di tengah ramainya Jakarta, berdiri sebuah permukiman padat penduduk yang 'tersembunyi' di kolong jalan Tol. Permukiman ini tepatnya berada di bawah Jalan Tol Angke 2 Jelambar, Jakarta Barat.

Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Selasa (25/7/2023), akses untuk memasuki kawasan ini berada di Jalan Kepanduan I yang tepat berada di sebelah jalan Tol dan kali Grogol.

Terdapat dinding penyekat terbuat dari beton yang membatasi jalan dengan pemukiman di bawah jalur Tol itu. Untuk bisa masuk ke dalam pemukiman, perlu melewati celah di antara tembok tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melewati celah pembatas, terlihat ada jalur-jalur kecil tepat di bawah pinggir jalan tol. Akses masuk ini posisinya jauh lebih rendah dari jalan dan terdapat beberapa anak tangga dari semen.

Akses ini lebarnya kurang lebih 1 meter dengan tinggi juga kurang lebih 1 meter. Karenanya untuk memasuki permukiman ini orang harus merunduk atau bahkan jalan jongkok.

ADVERTISEMENT

Hal yang pertama kali dirasakan saat memasuki akses permukiman ini adalah udara yang pengap dan panas. Selain itu bau asap knalpot kendaraan yang melintas di atas jalan tol memperburuk kualitas udara di pemukiman ini.

Kondisi Permukiman

Memasuki kawasan permukiman, di sebelah kanan maupun kiri akses masuk terdapat tempat tinggal warga yang saling berhimpitan satu dengan yang lain. Rumah-rumah warga ini hanya dibatasi oleh tembok-tembok yang terbuat dari papan kayu tipis.

Tepat berada di bawah jalan tol, kawasan ini juga terlihat sangat minim pencahayaan. Diperlukan lampu-lampu penerangan untuk memberikan pencahayaan di bawah jalan tol ini.

Menelusuri lebih dalam, terdapat celah jalan tol di mana warga dapat berjalan dengan normal. Celah jalan tol ini terlihat digunakan warga sekitar sebagai akses utama dalam permukiman.

Sedangkan pada bagian kanan dan kiri celah jalan ini (tepat di bawah jalan tol) digunakan sebagai tempat tinggal warga.Terlihat juga ada banyak pakaian dijemur di depan rumah-rumah semi permanen itu.

Meski begitu, warga setempat tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa meskipun harus menunduk saat berjalan. Di kawasan tersebut juga hanya memiliki dua toilet yang dibuat untuk bersama.

Pemilik Tanah Permukiman di Bawah Tol

Kepala Departemen Marcom Jasamarga Metropolitan Toll Panji Satriya mengatakan lahan atau tanah yang digunakan warga sebagai permukiman sejatinya merupakan milik kementerian PUPR.

"Tanah (di bawah jalan tol) tersebut tetap milik Kementerian PUPR, namun saat ini digunakan (dikelola) Jasa Marga sampai dengan batas waktu konsesi jalan tol nya berakhir," Kata Panji kepada detikcom.

Panji tidak tahu pasti sejak kapan permukiman di bawah jalan tol ini berdiri. Namun ia memastikan kawasan tersebut sudah ada sejak lama.Ia juga menjelaskan bila bangunan semi permanen yang ada di permukiman itu berdiri tanpa izin dari pihak Jasa Marga alias berdiri secara liar.

"Kami kurang tahu pasti sejak tahun berapa, namun sudah cukup lama," tambah Panji.

"Kawasan pemukiman tersebut bukan milik Jasa Marga dan tidak ada izin dari Jasa Marga terkait penempatan warga di lokasi tersebut," jelasnya lagi.

Apakah kolong tol ini dialiri listrik? Klik halaman berikutnya

Permukiman di Bawah Tol Dialiri Listrik

Meski rumah-rumah yang ada di permukiman itu dibangun secara ilegal dan semi permanen, ternyata kawasan itu masih dialiri listrik. Namun pihak Jasa Marga sendiri tidak tahu dengan pasti dari mana sumber listrik yang digunakan warga ini berasal.

"Kami tidak tau pasti sumber aliran listrik yang digunakan warga berasal dari mana," kata Panji.

Lebih lanjut, Panji menjelaskan bila kawasan di bawah kolong jalan Tol itu tidak diperuntukkan sebagai tempat tinggal. Sebab menurutnya aktivitas sehari-hari warga dapat merusak jalan tol itu sendiri.

"Aktivitas warga di kolong tol berpotensi merusak struktur jembatan, maka perlu dilakukan monitoring secara berkala," jelas Panji.

Karenanya hingga saat ini, pihak Jasa Marga masih terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk mencari solusi penanganan warga yang tinggal di kolong-kolong jalan tol itu.

"Jasa Marga telah melakukan koordinasi bersama pemerintah daerah setempat untuk menyusun langkah sosialisasi dan penanganan yang tepat," tambahnya.


Hide Ads