Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ketimpangan gender di Indonesia selama lima tahun terakhir secara konsisten menurun. Sejak 2018 hingga 2022 Indeks Ketimpangan Gender (IKG) berkurang 0,040 poin atau rata-rata turun 0,01 poin per tahun.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan gender semakin kecil atau kesetaraan gender semakin membaik. Pada 2022 IKG tercatat 0,459, turun 0,006 poin dibandingkan 2021 sebesar 0,465.
"Perbaikan ini dipengaruhi oleh kesetaraan capaian pada dimensi kesehatan reproduksi dan juga pemberdayaan," kata Pudji dalam konferensi pers, Selasa (1/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam lima tahun terakhir, penurunan ketimpangan gender terbesar terjadi pada 2020, turun 0,016 poin yang utamanya dipengaruhi oleh menurunnya ketimpangan dalam pasar tenaga kerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari 51,81% pada 2019 menjadi 53,13% pada 2020, sementara tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki turun dari 83,25% pada 2019 menjadi 82,41% pada 2020.
Sebagai informasi, dimensi penopang IKG terdiri dari tiga hal yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan tenaga kerja. Dimensi kesehatan reproduksi perempuan dibentuk dari dua indikator yaitu proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang melahirkan hidup tidak di fasilitas kesehatan (MTF) dan proporsi perempuan usia 15-49 tahun yang saat melahirkan hidup pertama berusia kurang dari 20 tahun (MHPK20).
Dimensi kedua adalah dimensi pemberdayaan. Dimensi ini dibentuk oleh dua indikator, yaitu persentase anggota legislatif dan persentase penduduk 25 tahun ke atas yang berpendidikan SMA ke atas.
Persentase penduduk usia 25 tahun ke atas berpendidikan SMA ke atas selama kurun waktu yang sama juga meningkat, baik laki-laki maupun perempuan. Persentase laki-laki pada 2018 sebesar 38,27% atau meningkat menjadi 42,06% pada 2022, sementara persentase perempuan meningkat dari 30,99% pada 2018 menjadi 36,95% pada 2022.
Terakhir, dimensi pasar tenaga kerja. Dimensi ini direpresentasikan dengan indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Selama 2018-2022 TPAK perempuan dan laki-laki juga semakin meningkat.
TPAK laki-laki pada 2018 sebesar 82,80%, meningkat menjadi 83,87% pada 2022. Sementara TPAK perempuan meningkat dari 51,80% pada 2018 menjadi 53,41% pada 2022.
(aid/ara)