Perusahaan truk asal Amerika Serikat (AS),Yellow Corp, menyatakan bangkrut usai beroperasi selama kurang lebih 99 tahun. Akibatnya perusahaan juga harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 30 ribu karyawannya.
Melansir dari CNN, Kamis (3/8/2023), sebelum kabar kebangkrutan itu resmi disampaikan perusahaan, Yellow Corp tengah didemo oleh 22 ribu karyawannya yang tergabung dalam kelompok serikat pekerja Teamsters.
Kala itu mereka menuntut adanya kepastian jaminan program pensiun dan asuransi kesehatan karyawan. Bahkan para anggota serikat ini sempat mengancam akan mogok kerja bila permintaannya tidak didengar perusahaan.
Sayang alih-alih mendapat kepastian jaminan kesehatan dan pensiun, para pekerja malah mendapat informasi terkait kebangkrutan yang dialami Yellow Corp.
Sejak kebangkrutan itu disampaikan, perusahaan sudah tak lagi mengambil barang dari para pelanggan. Yellow Corp yang berbasis di Nashville, Tennessee, AS itu hanya mengirim sisa barang-barang yang sudah terdata di sistem.
"Berita hari ini sangat disayangkan, tapi tidak mengejutkan. Yellow secara historis membuktikan bahwa mereka tidak mampu mengelola diri sendiri meskipun ada miliaran dolar dalam bentuk konsesi pekerja dan ratusan juta dana bailout dari pemerintah federal. Ini adalah hari yang menyedihkan bagi para pekerja dan industri pengangkutan Amerika," kata Presiden Teamsters, Sean O'Brien, dalam sebuah pernyataan resmi.
Sementara itu, alasan utama perusahaan yang telah beroperasi selama hampir seabad ini bangkrut karena utang yang kian menumpuk. Dikatakan utang Yellow Corp mulai menggunung sejak 20 tahun yang lalu, saat perusahaan berutang untuk mengakuisisi perusahaan truk lain.
Tidak tanggung-tanggung, saat ini Yellow Corp dikabarkan memiliki utang senilai US$ 1,5 miliar alias Rp 22,5 triliun (kurs Rp 15.000/dolar AS). Di mana US$ 700 juta di antaranya merupakan utang terhadap pemerintah AS pada 2020 lalu.
Lihat Video: Jejak Kasus Dugaan Suap Kabasarnas hingga Kini Masuk Tahanan Militer
(fdl/fdl)