Jokowi Ajak Penerima LPDP Pulang Meski Gaji dan Fasilitas Tak Sebagus di LN

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 03 Agu 2023 18:15 WIB
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesan menohok di depan para penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Ia mewanti-wanti agar para penerima beasiwa pulang ke Indonesia.

"Yang paling penting saya titip, pulang. Pulang. Pulang," kata Jokowi, dalam sambutannya di LPDP Fest di The Kasablanka Hall, Mal Kota Kasablanca, Jakarta Selatan, Kamis (3/8/2023).

Jokowi mengatakan, meskipun mungkin gaji di Tanah Air lebih rendah dan fasilitas yang ditawarkan negara lain lebih enak ketimbang di Indonesia, ia tetap berharap agar putra-putri harapan bangsa ini pulang.

"Meskipun gaji di sini mungkin lebih rendah sedikit, tetep, pulang. Meskipun mungkin fasilitas enak di negara lain, tetap pulang," ujar Jokowi

"Karena negara kita saat ini sangat membutuhkan anak-anak muda yang memiliki pemikiran, visi ke depan yang lebih baik, dan kita memang kurang SDM yang seperti itu," tambahnya.

Sejak pertama kali LPDP Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dibentuk hingga saat ini, dana yang dikelola berkembang pesat. Jokowi pun bercerita, pada 2015 dirinya ingat LPDP hanya mengelola dana Rp 15 triliun, kini naik pesat ke angka Rp 139 triliun.

"Dan kenyataan kita karena kita memiliki dana yang tidak kecil. Sekarang Rp 139 triliun. Universitas yang top 20 datang ke kita, menawarkan diri. Nggak kaya dulu, dana kecil, kita yang minta-minta," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi juga berpesan kepada para hadirin agar mengingat momentum 13 tahun ke depan sebagai momentum yang jangan disia-siakan. Momentum tersebut merupakan penentu agar Indonesia bisa menjadi negara maju atau tidak

"Banyak contoh di negara Amerika Latin tahun 50, 60,70, sudah menjadi negara berkembang. Tapi sampai saat ini kita masih tetep jadi negara berkembang. Karena tidak bisa memanfaatkan opportunity, peluang yang diberikan," kata Jokowi.

"13 tahun ini, berarti sampai 2038, diberikan peluang itu untuk bisa masuk menjadi negara maju. Bisa atau tidak tergantung kita sendiri. Tapi menurut saya, kepemimpinan di 2024, di 2029, di 2034, menjadi akan sangat menentukan. Negara ini bisa maju atau tidak maju," pungkasnya.




(ara/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork