Pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Langkah ini diputuskan lantaran negara tersebut mengalami penurunan permintaan ekspor dari dua pasar utamanya yakni China dan Amerika Serikat (AS).
Analis telah memperingatkan bahwa negara tersebut akan menghadapi tantangan menjelang akhir tahun ini. Padahal, sebelumnya pertumbuhan kuartal II Singapura berhasil menyelamatkan negara ini hingga dinyatakan lolos dari resesi.
Kementerian Perdagangan dan Industri (Ministry of Trade and Industry/MTI) Singapura menyampaikan, pihaknya telah mengurangi perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0,5-1,5%, dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 0,5-2,5%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara keseluruhan, penilaian MTI adalah prospek permintaan eksternal Singapura untuk sisa tahun ini masih lemah," katanya dilansir The Star, Jumat (11/8/2023).
"Penurunan elektronik global juga kemungkinan akan berlarut-larut, dengan pemulihan bertahap paling cepat menjelang akhir tahun," sambungnya.
MTI menilai, meskipun China telah dibuka kembali disusul dengan tren positif lainnya dalam perekonomian global, risiko penurunan ekonomi tetap ada. Salah satunya, inflasi tercatat masih terus-menerus meninggi yang dapat menghambat pengeluaran global. Kemudian, masih ada potensi gangguan pasokan yang disebabkan oleh perang di Ukraina, serta ketegangan geopolitik di antara kekuatan global utama.
"(Ekonomi AS) diproyeksikan melambat lebih signifikan di kuartal-kuartal tersisa tahun ini karena kenaikan suku bunga dan pasar tenaga kerja yang mendingin membebani pertumbuhan konsumsi pribadi", kata kementerian tersebut.
Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi di Eropa dan China juga diperkirakan melambat menjelang akhir tahun ini. MTI menilai, sebagai ekonomi kecil dan terbuka, Singapura biasanya termasuk yang pertama mengalami dampak perkembangan eksternal sebelum efeknya menyebar ke seluruh dunia.
Berdasarkan data resmi yang dirilis MTI pada Jumat menunjukkan, ekonomi Singapura tumbuh 0,1% pada kuartal II-2023, sedikit lebih lemah dari perkiraan yang disampaikan pada awal bulan lalu yakni hingga 0,3%.
Di sisi lain, angka tersebut menentang proyeksi kontraksi dan membantu Singapura menghindari resesi setelah ekonomi menyusut 0,4% pada kuartal I-2023. Sementara secara tahun ke tahun (year-on-year/yoy), ekonomi Singapura tumbuh 0,5% di kuartal II-2023, melanjutkan ekspansi 0,4% di tiga bulan sebelumnya.
(ara/ara)