.webp)
Tahun ini, Jawa Barat (Jabar) kembali mencatatkan pertumbuhan ekonomi dan investasi yang cemerlang. Perekonomian di Jabar menjadi yang tertinggi di Pulau Jawa, bahkan mampu melampaui angka pertumbuhan nasional.
Diketahui pertumbuhan ekonomi Jabar tahun lalu berada di level 5,45%. Sedangkan pada kuartal ke 2 tahun 2023 perekonomian Jabar tumbuh sekitar 5,52%. Jumlah tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,17%.
"Artinya apa? Dengan pertumbuhan ekonomi selalu tertinggi, investasi selalu tertinggi, maka apa yang kita saksikan di Jawa Barat ini adalah kegiatan ekonomi yang tinggi," ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridwan Kamil menyebut terdapat 3 faktor pendorong, sehingga Jawa Barat bisa menjadi juara dalam hal ekonomi dan laju investasi dalam beberapa tahun terakhir. Pertama yaitu kelengkapan infrastruktur di wilayah Jawa Barat.
"Tolnya aja ada 9 sedang dibangun. Jalan tol puncak dibangun, dari Jakarta ke Pelabuhan Ratu dari 6 jam jadi 2,5 jam. Kalau itu beres (semua), bisa dibayangkan semua bergerak melakukan aktivitas," katanya.
Lalu faktor kedua terkait penyelenggaraan birokrasi yang responsif. Ridwan Kamil menjelaskan pihaknya berupaya untuk memberikan kemudahan perizinan. Hal ini terlihat dari penerbitan izin yang meningkat dari tahun ke tahun.
"Izin yang di tahun 2018 hanya 7 ribuan, melompat jadi 24 ribu di tahun 2023 ini. Secepat itu dalam setahun izin-izin kita mudahkan," paparnya.
Faktor terakhir yang menunjang pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, yakni produktivitas masyarakatnya paling baik dari beberapa daerah di Pulau Jawa.
"Mungkin di wilayah lain satu hari membuat 2-3 produk, di Jawa Barat bisa membuat 4-5 produk ini selalu saya jual ke mana-mana the most productive human capital," imbuhnya.
Selain ekonominya, Ridwan Kamil menjelaskan laju investasi di Jawa Barat juga terus bergerak. Ridwan Kamil memaparkan selama 5 tahun menjabat sebagai gubernur, Provinsi Jawa Barat telah menyumbangkan investasi dengan nilai yang fantastis, yakni mencapai Rp 800 triliun.
(ncm/ega)
