Investasi Jangan FOMO, Ini Pesan Penting Sri Mulyani hingga Bos BI!

Investasi Jangan FOMO, Ini Pesan Penting Sri Mulyani hingga Bos BI!

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 14 Agu 2023 12:06 WIB
ilustrasi investasi
Foto: shutterstock
Jakarta -

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengingatkan agar masyarakat jangan ikut-ikutan alias FOMO (Fear of Missing Out) dalam melakukan investasi. Jika ingin berinvestasi, masyarakat harus tahu betul risiko dan instrumen yang dipilih.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan saat ini sudah banyak anak muda yang berani berinvestasi di pasar modal maupun pasar keuangan lainnya. Literasi diperlukan agar tidak asal investasi dan kemudian merugi.

"Jadi saya selalu bilang, Anda kalau investasi harus mengerti betul apa yang anda invest. Jangan ikut-ikutan orang. Orang bilang untung ya untung, misalnya selebriti yang suka gitu ya, untung-untungan tuh, nanti Anda FOMO, ikut, akhirnya ketipu pada produk macam-macam seperti robot trading dan lain-lain," katanya dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) 2023 di Fairmont Hotel, Jakarta, Senin (14/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan catatannya, pada 2022 indeks literasi keuangan mencapai 49,68% dan indeks inklusi keuangan mencapai 85,10%. Artinya banyak yang sudah menggunakan jasa keuangan, tetapi pemahaman atas risiko-risiko yang menyertai belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat.

"Jadi nanti investor harus lebih aktif, kalau nggak ngerti tanya ke regulator. Kalau regulatornya nggak bisa, minta mereka menyediakan sarana bagi Anda untuk belajar supaya Anda mengerti betul apa yang diinvestasi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menambahkan bahwa hal itu merupakan pekerjaan rumah (PR) bagi pihaknya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Jangan sampai yang sudah masuk ke sektor keuangan, justru merugikan diri karena tidak paham mengenai aspek-aspeknya.

"Anda mudah diberikan iming-iming yang biasanya menggambarkan keinginan untuk dapat hasil yang cepat, tinggi dan aman. Ini yang perlu untuk disampaikan literasi karena investasi ada yang aman, ada yang tidak aman. Ada juga yang high risk, high return. Investor penginnya high return, no risk. Nah ini yang perlu untuk terus diedukasikan," ucapnya.

Contoh ketika ingin membeli saham, Sri Mulyani berpesan agar membaca fundamentalnya agar tahu apa yang dibeli dan diinvestasikan. Jangan hanya tertipu dengan kata-kata manis seseorang yang menawarkan.

"Karena orang yang mau mengambil atau menarik uang Anda untuk diinves, mereka pasti cerita yang bagus-bagus. Makanya Anda harus literate, dia ngincer uang Anda untuk investasi atau untuk ditipu," pesan Sri Mulyani.

"Jadi kalau makin menarik, kalian harus makin waspada. Kelihatannya bagus, mukanya kayak malaikat, janjinya bagus semua, itu malah harus dicurigai. Kalau yang tenang, kayaknya bosenin angkanya, oh mungkin dia nggak butuh duit, Anda yang butuh investasi di tempat saya, itu biasanya yang keren. Nggak juga sih, pokoknya lihat angkanya, lihat datanya, lihat fundamentalnya," tambahnya.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga memberi pesan agar ketika investasi jangan hanya ikut-ikutan. Melainkan harus STAR.

"STAR itu apa sih? Smart thinking action for best result (berpikir cerdas untuk hasil terbaik). Itu tips untuk memajukan keuangan kita, berinvestasi mendapatkan keuntungan, membangun negeri," tuturnya.

(aid/das)

Hide Ads