El Nino Bikin Pengusaha Cemas, Thailand dan India Bisa Setop Ekspor Gula

El Nino Bikin Pengusaha Cemas, Thailand dan India Bisa Setop Ekspor Gula

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 14 Agu 2023 15:56 WIB
Ilustrasi gula
Ilustrasi gula - Foto: Getty Images/knape
Jakarta -

Dampak El Nino juga meresahkan pengusaha makanan minuman karena berkaitan dengan produksi gula rafinasi. Keperluan gula rafinasi untuk industri sendiri 100% berasal dari luar negeri, seperti membeli dari Thailand atau India.

Karena hal itu, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengatakan apabila cuaca panas ekstrem atau El Nino menyebabkan kekeringan berkepanjangan dan mengganggu panen tebu, dikhawatirkan negara-negara pengekspor gula akan menahan pasokan.

"Perkiraan yang kita khawatirkan adalah kalau El Nino ini berkepanjangan tentunya produsen gula, yang besar seperti Thailand, kemudian India itu akan masih kekeringan. Kita khawatirkan gula kan tebu 10 bulan panen, kita khawatir panen tahun depan bisa berpengaruh," kata Ketua Gapmmi, Adhi S Lukman ditemui di Hotel Pullman Central Park Jakarta, Senin (14/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian India larang beras dan lainnya, gula juga bisa demikian kalau terjadi kekurangan bisa jadi," lanjutnya.

Untuk itu, Adhi berharap pemerintah mempercepat pembahasan neraca komoditas. Hal itu dilakukan agar bisa memperkirakan lebih cepat berapa banyak bahan baku yang dapat diproduksi di dalam negeri dan gula rafinasi yang akan diimpor

ADVERTISEMENT

"Kita perlu sesegera mungkin membahas neraca komoditas ini dan memperkirakan berapa produksinya di lokal, kemudian berapa yang bisa diimpor karena kalau kita terlalu mepet nanti kita khawatir kondisi global ini tidak menentu," ujarnya.

Meski begitu, saat ini pasokan gula rafinasi di perusahaan-perusahaan besar dipastikan masih mencukupi. Makanya, saat ini belum ada kenaikan harga di produk makanan minuman karena masih menggunakan harga lama.

"Kalau perusahaan besar karena punya stok yang kontrak sampai akhir tahun. Kita belum kenaikan harga karena kita masih berprinsip lebih baik kita tidak naik harga apalagi industri kalau naik harga biasanya prosesnya panjang diskusi sama distributor ritel," ujar dia.

Ia memperkirakan produk makanan serta minuman bergula dalam kemasan seperti biskuit, sirup, Coca-Cola, sprite, Fanta dan sejenisnya akan mengalami kenaikan pada akhir tahun atau awal tahun depan.

Biasanya kita akan me-review harga di akhir tahun atau awal tahun. Jadi perkiraan saya akhir tahun dan awal tahun para pengusaha akan me-review harganya, dan akan menegosiasi dengan riteler. Ini memang kita lakukan," jelas dia.

Sebagai informasi, untuk keperluan industri makanan dan minuman pasokan gula memang wajib dari impor bukan gula konsumsi. Sejauh ini, Indonesia mengimpor gula dari Thailand, India, dan Australia.

(ada/kil)

Hide Ads