Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ikut menyoroti kualitas udara yang buruk di Jakarta. Erick mencatat, ada tiga penyebab polusi udara tersebut.
"Polusi udara di Jakarta karena tiga hal, satu kendaraan, kedua pabrik, ketiga pembangkit tenaga listrik," kata Erick seperti dikutip dari YouTube Universitas Al Azhar, Selasa (15/8/2023).
Bicara mengenai kendaraan, Erick mengatakan, polusi itu bisa dikurangi dengan penggunaan kendaraan listrik. Kemudian, Erick juga menyebut bisa dikurangi dengan menggunakan biofuel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nomor satu kendaraan, artinya apa, kalau kita bicara tadi yang namanya knowledge base economy selain ada EV mobil, kita juga perlu menggunakan biofuel untuk mengurangi polusi kita," terangnya.
"Kita juga harus mengintervensi kalau kita khawatir polusi ya mau nggak mau kita harus melakukan perubahan dengan hidup kita salah satu penggunaan motor dan mobil listrik, lalu juga penggunaan yang namanya biofuel," sambungnya.
Erick mengatakan, Brasil merupakan negara yang sukses mengembangkan biofuel. Menurutnya, Indonesia juga bisa mengembangkan biofuel karena memiliki sumber daya alamnya.
"Brasil sudah sukses menggunakan biofuel, lihat langit di Brasil biru, artinya apa, kita bisa, karena kita punya sumber daya alam ini yang harus kita hilirisasi," ujarnya.
Jokowi Bicara Polusi
Permasalahan kualitas udara yang buruk sebelumnya juga dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi mengatakan, kualitas udara di Jabodetabek dalam sepekan ini sangat buruk.
"Rapat terbatas pada siang hari ini akan membahas mengenai kualitas udara di Jabodetabek yang selama satu pekan terakhir kualitas udara di Jabodetabek sangat sangat buruk," kata Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin (14/8) lalu.
"Dan tanggal 13 Agustus 2023 kemarin indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," sambungnya.
Menurut Jokowi, ada sejumlah faktor yang membuat kondisi itu terjadi. Sebutnya, kemarau panjang, pembuangan emisi transportasi dan industri terutama yang memakai batu bara.
"Memang terdapat beberapa faktor yang menyebabkan situasi ini antara lain kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi, serta pembuangan emisi dari transportasi, dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," paparnya.
Jokowi lalu menyampaikan sejumlah catatan yang perlu diperhatikan kementerian dan lembaga terkait dalam mengatasi polusi di Jabodetabek. Dalam jangka pendek, salah satunya harus berani mendorong banyak kantor melakukan hybrid working.
"Jika diperlukan kita harus berani mendorong untuk banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office, work from home, mungkin saya nggak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 7-5, 2-5 atau angka yang lain," katanya.
Selain itu, Jokowi mengatakan, dalam jangka pendek harus secepatnya dilakukan intervensi untuk bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek.
"Kemudian juga rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi Euro V, Euro VI khususnya di Jabodetabek," katanya.
Selanjutnya, Jokowi menyebut perlunya memperbanyak ruang terbuka hijau. "Kemudian memperbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran," katanya.
Simak Video: Kata Kemenkes soal Wacana WFH dan PJJ Imbas Polusi Udara