Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyinggung Uni Eropa yang menerapkan Undang-undang anti deforestasi (EUDR). Adanya EUDR membuat produk yang masuk ke Uni Eropa harus dipastikan bebas dari deforestasi, atau tidak mempengaruhi kelestarian hutan.
Dalam kebijakan itu sejumlah komoditas dinilai menyebabkan deforestasi, salah satunya adalah kopi. Di sisi lain, kata Zulhas, Uni Eropa masih mengimpor batu bara. Ia lalu menyindir Uni Eropa yang dinilai menganggap kopi lebih buruk dari batu bara.
"Kalau di EU (European Union/Uni Eropa) kan tiba-tiba bikin EU deforestasi. Kopi mesti punya legalitas yang begitu rupa, tapi batu bara dia masih beli juga. Jadi batu bara dengan kopi lebih jelek kopi daripada batu bara, ini kan kita susah," ujarnya di sela-sela rangkaian kegiatan ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-55 di Semarang, Minggu (20/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun sebelumnya, Zulhas memimpin pertemuan konsultasi Menteri Ekonomi ASEAN-Uni Eropa (ASEAN Economic Ministers-EU Consultation) ke-19 di Semarang. Agenda ini merupakan rangkaian dari ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-55.
Zulhas mengatakan, pertemuan AEM dengan Komisi Eropa membahas upaya memperkuat kerja sama bidang digitalisasi, teknologi hijau dan jasa hijau. Turut dibahas juga soal ketahanan rantai pasokan, mengingat perang Rusia-Ukraina masih terjadi.
"Pertemuan AEM dengan Komisi Eropa membahas upaya memperkuat kerja sama pada area digitalisasi, teknologi hijau dan jasa hijau, serta ketahanan rantai pasokan, apalagi ada (perang) Rusia-Ukraina," ujarnya di sela-sela AEM ke-55 di Semarang, Minggu (20/8/2023).
Zulhas menambahkan pertemuan itu juga mencatat perkembangan implementasi program kerja perdagangan dan investasi ASEAN-Uni Eropa tahun 2022-2023, diantaranya kerja sama antara pelaku usaha. Zulhas menyebut pertumbuhannya hampir menyentuh angka 10%.
Turut disahkan program kerja perdagangan dan investasi ASEAN-Uni Eropa tahun 2024-2025. "Di antaranya bantuan pembiayaan EU di bidang peningkatan kapasitas," tambahnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyebut Indonesia menekankan pentingnya prinsip keadilan dalam perdagangan global. Kebijakan dalam perdagangan global tidak boleh biased atau ada pemahaman sepihak saja.
"Indonesia memandang pentingnya prinsip keadilan dalam perdagangan global yang obyektif. Kebijakan dalam perdagangan global tidak boleh biased atau tidak boleh ada pemahaman atau interpretasi yang hanya sepihak saja. Harus ada mutual understanding yang setara," terangnya.
Agenda didahului pertemuan antara para Menteri dengan Dewan Usaha ASEAN-Uni Eropa. Isu yang dibahas terkait tantangan yang harus dicarikan solusinya secara bersama, termasuk dampak perubahan iklim pada pembangunan ekonomi dan efisiensi rantai pasokan. Lalu, hasil survei Sentimen Usaha ASEAN-Uni Eropa, khususnya terkait dengan digitalisasi untuk mendukung UKM. Kemudian pandangan dunia usaha EU bahwa ASEAN merupakan kawasan peluang ekonomi terbesar.
Sementara itu, Sekretaris dan Anggota Dewan Eksekutif dari Dewan Usaha Uni Eropa-ASEAN (EU-ABC) Gustaaf Reerink menyebut Uni Eropa adalah mitra dagang yang kuat bagi ASEAN. Eropa juga menjadi pasar ekspor terbesar ketiga bagi ASEAN.
"Kami adalah pasar ekspor terbesar ketiga Anda, dan surplus terbesar ketiga untuk ASEAN. Ini menunjukkan ikatan perdagangan yang kuat antara kami dengan perusahaan Eropa yang mempekerjakan ratusan ribu orang di seluruh Asia Tenggara, melakukan investasi berkelanjutan jangka panjang dan bekerja sama dengan pemerintah di kawasan ini," bebernya.
(ily/rrd)