Perusahaan coworking space WeWork terancam didepak dari bursa saham New York Stock Exchange (NYSE). Dikutip dari CNN disebutkan WeWork berupaya menyelamatkan diri dengan melakukan reverse stock split atau penggabungan saham 1 untuk 40 sahamnya yang beredar.
Ini artinya setiap 40 saham WeWork akan ditukar dengan satu lembar saham. Reverse stock split ini merupakan cara WeWork agar selamat dari ancaman delisting. Harga sahamnya harus dipertahankan pada level minimum yaitu US$ 1 untuk tetap berada di papan penjualan.
Dalam peraturan NYSE disebutkan, jika saham tetap berada di level tersebut untuk periode waktu yang substansial, bursa berhak untuk menghapus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham WeWork sendiri telah merosot tajam sejak awal tahun ini. Saham turun 90% year to date (ytd) dan terus jatuh pada hari Jumat di mana ditutup tepat di atas US$ 14 sen.
Upaya WeWork untuk bertahan di bursa muncul setelah perusahaan mengumumkan pada awal bulan jika mereka ragu dengan kemampuannya untuk bertahan dalam bisnis. WeWork yang pernah bernilai US$ 47 miliar mengalami kerugian dan banyak potensi kepentingan dengan co-founder dan CEO saat itu Adam Neumann.
WeWork diliputi ketidakpastian, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang menantang di sektor real estat komersial. Penilaian properti kantor telah anjlok sejak pandemi memberi jalan bagi peningkatan kerja hybrid, dan banyak perusahaan besar telah memangkas kehadiran kantor fisik mereka.
Dari laporan keuangan WeWork mencatat kerugian bersih sebesar US$ 397 juta pada kuartal kedua.
(kil/kil)