Kawasan Agro Eduwisata (AEW) Markaz Komobid di Pondok Pesantren Al Markaz di Kabupaten Serang, Banten yang resmi dibuka untuk meningkatkan wisata pertanian di Serang. Menurut Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto, Serang merupakan salah satu kabupaten penyangga produk hortikultura untuk pasar Jabodetabek.
"Kabupaten Serang merupakan penyangga produk hortikultura untuk daerah perkotaan seperti Jabodetabek. Oleh karena itu, pasar produk hortikultura tidak perlu diragukan lagi karena di sini terbuka lebar," kata Prihasto dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).
"Dengan adanya Kawasan AEW ini, saya harap dapat memunculkan bibit pertanian muda untuk memajukan pertanian Serang," saat Pembukaan AEW Markaz Komobid di Serang, Senin (21/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Pimpinan PT Bintang Binar Abadi sekaligus investor Kawasan AEW Markaz Komobid, B.E. Suryadi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Pertanian atas apresiasi dan dukungannya sehingga kawasan AEW inj dapat terbentuk.
Suryadi memaparkan bahwa letak geografis dan demografi lahan pertanian Al Markaz yang seluas 12 ha, baru dimanfaatkan 3 ha sebagai lahan kawasan AEW.
"Kawasan AEW Markaz ini merupakan pilot project Agro Edu Wisata pertama di Provinsi Banten yang mengkolaborasikan antara pertanian dan pendidikan agama, serta konsep dasar pengembangan Agro Edu Wisata, yaitu sebagai sarana rekreasi dan edukasi. Kami harap kawasan AEW ini dapat berdampak positif guna mendorong terwujudnya swasembada pangan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M Tauchid menyatakan Pemerintah Provinsi Banten sangat mendukung langkah yang diambil Ponpes Al Markaz.
"Melalui AEW ini, kami sangat berharap kualitas sumber daya manusia pertanian di Provinsi Banten dapat meningkat kualitasnya dan dapat memunculkan bibit-bibit petani milenial baru," ujar Agus.
Di sisi lain, Pimpinan Ponpes Al Markaz Amirul Faruq mengungkapkan bahwa menjadikan Al Markaz sebagai ponpes yang mandiri dan berkelanjutan merupakan mimpi yang diyakini akan terwujud melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Dalam menyongsong Revolusi Industri 5.0, kami juga menerapkan kurikulum mandiri manajemen agribisnis, dengan tetap menjadikan nilai agama Islam sebagai basis utamanya. Kurikulum ini telah melewati fase panjang hingga akhirnya Manajemen Agribisnis menjadi program unggulan kami," ungkap Amirul.
Kurikulum Manajemen Agribisnis mendidik santri Ponpes Al Markaz mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, perawatan, hingga panen. Hingga saat ini komoditas pertanian dan perkebunan yang sudah dihasilkan adalah melon, jagung, anggur, bawang merah, cabai, dan cabai rawit.
"Harapan kami ke depannya juga agar dapat berdampak besar terhadap kelompok tani dan masyarakat sekitar," tutur Amirul.
Salah satu program yang dilakukan Al Markaz adalah menggelar kerja sama dengan Komobid, perusahaan startup yang fokus pada Agro Eduwisata. Proyek yang dinamakan Markazkomobid ini menekankan sebagai tempat edukasi pertanian untuk gen-Z, milenial, dan kelompok tani.
Sebagai informasi tambahan, Markaz komobid sudah memiliki Sertifikasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kementan sebagai Tempat Uji Kelayakan (TUK) sertifikasi profesi pertanian. Santri Al Markaz bisa menggunakan fasilitas infrastruktur pertanian modern untuk praktik, yang memiliki hard dan soft competency di bidang teknologi pertanian.
Hal itu untuk menghadapi tantangan di masyarakat sebagai pekerja profesional bersertifikat atau sebagai entrepreneur di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengelola jasa wisata sekaligus untuk membuka lapangan kerja.
Lihat juga Video: Jejak Rais Amin, Pengibar 'Gagal' Pencetak Bibit Paskibraka