Kementerian Pertanian mengeksplorasi potensi durian Nusantara untuk bersiap memiliki jagoan baru yang mendunia layaknya durian monthong dari Thailand. Salah satu eksplorasi dilakukan di Pulau Kundur, Kepulauan Riau yang memiliki potensi ragam durian unggul.
Dalam kunjungan kerja yang berlangsung Sabtu (19/8), Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengaku pihaknya ingin melihat langsung potensi durian di Pulau Kundur.
"Saya sangat terkesan. Di Pulau Kundur ini ada pohon durian purba berusia kurang lebih 200 tahun. Namanya Durian Teloka atau TLK. Meskipun telah berusia ratusan tahun, pohon durian ini masih produktif dan buahnya ribuan buah ketika panen," ujar Prihasto dalam keterangan tertulis, Minggu (20/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan Durian Teloka memiliki rasa yang sangat enak dengan tekstur yang creamy.
"Ada rasa manisnya, ada juga pahitnya, dan memiliki aroma alkohol," terangnya.
Selain Durian Teloka, ada juga potensi Durian Maspaun yang memiliki rasa creamy, manis, pahit, dan cita rasa susu yang membuat durian ini memiliki banyak penggemar. Ada pula Durian Masmuar yang memiliki performa rasa yang luar biasa. Baik Maspaun maupun Masmiar, keduanya memiliki warna daging buah keemasan yang sangat menarik.
Kemudian ada Durian Hyumiau atau biasa disebut durian duri hijau. Serta Durian Kepiting Merah yang menurut Prihasto merupakan salah satu durian terbaik dari segi performanya.
"Tidak heran kalau banyak yang suka dan harganya sampai Rp 100.000 per kilonya," katanya.
Prihasto mengungkapkan sumber daya genetik durian-durian unggul lokal harus terus didorong ke depan. Menurutnya, hal ini mesti diwujudkan melalui kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten agar sumber daya genetik yang luar biasa dapat dilindungi dan dijaga bersama.
"Pemerintah Pusat siap mendukung perlindungan dan pengembangan sumber daya genetik unggul lokal yang telah diatur dalam peraturan gubernur dan peraturan bupati, sesuai kebutuhan yang diperlukan, misalnya dengan bantuan pupuk, sarana pengendalian OPT, perbanyakan benih," tuturnya.
"Pemerintah kabupaten juga harus proaktif mendaftar durian-durian unggul ini sebagai varietas yang resmi terdaftar, dan dilepas, sehingga pengembangan benihnya dapat segera dilaksanakan," imbuhnya.
Sementara itu, pemilik pohon Durian TLK Hendra menyampaikan dirinya telah berinisiatif untuk melakukan perbanyakan. Ia menuturkan saat ini terdapat sekitar 90 pohon Durian TLK.
"Dari 90 pohon itu, yang sudah berproduksi jumlahnya belasan pohon. Rasanya enak dan banyak peminatnya. Harga jual selama ini mencapai Rp 100.000 per kilogram," pungkasnya.
(ega/ega)