Digitalisasi Disebut Bikin Ekonomi RI 'Lompat', Airlangga Kasih Data Ini

Digitalisasi Disebut Bikin Ekonomi RI 'Lompat', Airlangga Kasih Data Ini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 24 Agu 2023 11:32 WIB
Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Pemerintah terus mendorong optimalisasi transformasi digital di Tanah Air, terutama di ranah ekonomi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Salah satu upayanya dengan mendorong percepatan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang diproyeksikan mampu membuat ekonomi ASEAN naik dua kali lipat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ASEAN memiliki potensi signifikan dalam ekonomi digital. ASEAN pada 2022 kemarin mencatatkan bruto barang dagang (Gross Merchandise Value/GMV) US$ 194 miliar, meningkat sejak 2019 sekitar 90%.

"Dan di Indonesia GMV sebesar US$ 70 miliar dan pada tahun 2025 sekitar US$ 150 miliar," kata Airlangga dalam acara peluncuran Digital Innovation Sustainable Economy Center (DISC) di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, Kamis (24/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, apabila ekonomi digital, pertumbuhan populasi, pembangunan infrastruktur, dan PDB per kapita negara dikombinasikan dengan investasi bisa membuat Asia Tenggara menjadi pusat ekonomi digital global yang unggul.

"Diharapkan dengan adanya ekonomi digital di ASEAN bisa mencapai US$ 330 miliar pada tahun 2025, pada tahun 2030 berjumlah sekitar US$ 1 triliun, dan hampir 40% berada di Indonesia. Mengingat hal ini, baik ASEAN maupun Indonesia yakin dapat memposisikan ekonomi digital sebagai mesin pertumbuhan berikutnya dan sumber daya saing baru," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Guna mendorong transformasi digital di ASEAN, para menteri ASEAN sepakat mempercepat perundingan ASEAN DEFA dari 2025 menjadi 2023, dan ditargetkan diluncurkan pada September 2023. Dengan kesepakatan tersebut, Airlangga memproyeksikan ekonomi ASEAN akan tumbuh dua kali lipatnya.

"Dengan Economy Framework Agreement ini diharapkan angkanya menjadi double, menjadi US$ 2 triliun di 2030. Tentu bagi Indonesia sendiri, angkanya bisa naik jadi US$ 300-400 miliar," jelasnya.

Pemerintah Indonesia telah melakukan banyak upaya untuk mempercepat pengembangan ekonomi digital, termasuk pengembangan infrastruktur, peningkatan keterampilan digital, dan literasi untuk membina entrepreneurship, serta membentuk zona ekonomi khusus untuk infrastruktur digital.

"Indonesia kaya dengan pasir silika. Jadi menurut saya, ini akan menjadi pertumbuhan berikutnya bagi kita yang bergantung pada sektor digital dan memperdalam energi terbarukan. Dengan menerapkan ekonomi hijau di ASEAN, hal ini dapat menciptakan tambahan 5 juta lapangan kerja dan juga meningkatkan PDB di atas 7% pada tahun 2030 bersamaan dengan keuntungan ekonomi," katanya.

Selara dengan itu, diselenggarakan peluncuran Pusat Inovasi Digital dan Ekonomi Berkelanjutan (Digital Innovation Sustainable Economy Center/DISC), bekerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). Presiden The ERIA Tetsuya Watanabe, mengatakan peluncuran DISC ini menandai titik penting dalam perjalanan ASEAN menuju masa depan yang berdaya secara digital.

"Kami berkomitmen untuk membina kolaborasi dan inovasi yang akan membuka jalan bagi ASEAN yang sejahtera dan berkelanjutan," ujarnya.

Simak juga Video: Optimalkan Peran Pemuda, Ganjar Optimistis Ekonomi RI Bisa Tumbuh 7%

[Gambas:Video 20detik]



(shc/ara)

Hide Ads