INFID Sayangkan Pelunasan Utang ke IMF Tanpa Negosiasi Dulu
Sabtu, 07 Okt 2006 10:20 WIB
Jakarta - Meski menyatakan dukungannya, namun INFID menyayangkan keputusan BI untuk melunasi seluruh utang Indonesia ke IMF. Pasalnya, pelunasan utang tidak disertai dengan upaya negosiasi pengurangn utang secara maksimal."Negosiasi semacam itu perlu dilakukan sebagai bentuk pembagian beban tanggung jawab sekaligus sebagai kompensasi IMF atas kesalahan lembaga itu dalam memberikan resep-resep perbaikan ekonomi Indonesia, khususnya saat krisis lalu," ujar Direktur Eksekutif INFID Donatus Klaudius Marut dalam siaran pers yang diterima detikcom, Sabtu (7/10/2006).Menurut Donatus, pemerintah seharusnya meminta pengurangan utang ke IMF mengingat Kantor Evaluasi Independen IMF pada Mei 2004 mengakui bahwa IMF telah memberikan resep yang salah kepada Indonesia.Beberapa resep salah yang diberikan IMF untuk Indonesia antara lain saran kebijakan uang ketat, tingginya suku bunga dan restrukturisasi perbankan."Atas kegagalan IMF itulah, mestinya Pemerintah Indonesia menuntut pengurangan pembayaran sebagai kompensasi kegagalan IMF, setidaknya menjadi setengah dari total jumlah nilai yang harus dibayarkan pada pelunasan tahap kedua," tegas Donatus.Meski demikian, INFID tetap menyatakan dukungannya atas pelunasan utang itu karena dapat menghemat anggaran pembayaran utang. Namun INFID tetap mendesak pemerintah berupaya mengajukan pengurangan utang untuk mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia."Hanya dengan melakukan upaya pengurangan utang pemerintah Indonesia akan dapat secara leluasa mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia," tandasnya.
(qom/qom)