Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan menjadi salah satu isu prioritas yang dibahas pada ASEAN Business and Investment Forum (ABIS) 2023. Inklusif artinya melibatkan semua pihak, tidak hanya pemerintah dan pengusaha besar, melainkan pelaku UMKM di ASEAN juga ikut digandeng dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.
Hal tersebut diakui oleh Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn. Akan tetapi menurutnya masih terdapat banyak tantangan yang dihadapi oleh para UMKM.
"Laporan OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) terbaru menunjukkan hanya 23% UMKM di kawasan berpartisipasi kegiatan impor, dan kurang dari 3% (UMKM) yang berpartisipasi dalam kegiatan ekspor. Studi baru menunjukkan adopsi digital oleh perusahaan mikro kurang dari 41%," ujarnya di gelaran ABIS 2023 yang bertempat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (3/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, Hourn menyebut tak sedikit UMKM yang kesulitan dalam mengadopsi model bisnis berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Adapun kendalanya mereka tidak memiliki modal dan pengetahuan yang memadai.
"Laporan OECD menyebut perlu ada kemajuan untuk UMKM. Karena UMKM tidak dilengkapi dengan modal dan pengetahuan untuk melanjutkan green economy tersebut," tuturnya.
Karena itu, dia menekankan ASEAN perlu mengambil strategi yang komprehensif dalam menuju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sehingga ASEAN dapat membuktikan kesiapannya menyambut era baru sebagai episentrum pertumbuhan.
Di sisi lain, Hourn mengapresiasi Indonesia, khususnya Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid. Dia memuji kepemimpinan Arsjad melalui ASEAN BAC dalam menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di kawasan.
Sementara itu, Arsjad dalam sambutannya menekankan ASEAN berhasil bertahan bahkan di tengah kondisi ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi global. Tak hanya itu saja, dia menyebut ASEAN juga berani menangkap potensi sebagai sentra pertumbuhan.
Oleh karenanya, lewat ABIS 2023 Arsjad mengajak seluruh negara ASEAN untuk bergerak bersama dalam mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan begitu diharapkan dapat tercipta satu warisan yang akan membentuk bentang ekonomi ASEAN untuk generasi di masa depan.
"Dengan satu tujuan bersama untuk membuka jalan menuju pembangunan berkelanjutan di ASEAN yang tidak meninggalkan siapapun. Kita juga mengundang pemimpin terbaik untuk berbagi pemikiran terkait masa depan ASEAN," tuturnya.
"Mari kita pastikan kemitraan ini berkembang, dan memastikan niat kita untuk membuka masa depan yang lebih cerah," pungkas Arsjad.
Untuk diketahui, ABIS 2023 akan berlangsung selama 2 hari yakni pada 3-4 September 2023 di Hotel Sultan Jakarta. Mengundang pembicara terkemuka dari negara-negara di kawasan, gelaran bergengsi ini diharapkan mampu mempererat komitmen ASEAN-BAC untuk menjunjung sentralitas ASEAN melalui inovasi dan inklusivitas.
(akd/akd)