Pemerintah Kota Jakarta Barat telah melakukan penertiban permukiman liar di kolong Tol Dalam Kota, kawasan Tomang. Hal ini dilakukan dalam rangka membersihkan jalur protokol KTT ASEAN Jakarta.
Meski begitu, kondisi ini berbeda jauh dengan permukiman di bawah Tol Angke yang masih terletak di Jakarta Barat. Di kawasan ini Pemkot Jakbar belum melakukan penertiban meski sudah direncanakan sejak Juli 2023 kemarin.
Lantas bagaimana perbedaan kondisi permukiman di kolong Tol Dalam Kota Tomang dengan Tol Angke?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi Permukiman Kolong Tol Tomang
Berdasarkan pengamatan detikcom di lokasi, Senin (4/9/2023), kondisi di bawah jalan tol ini terlihat sudah sangat kosong. Tidak ada bangunan liar berdiri di area ini. Meski begitu terlihat di beberapa titik masih ada sedikit sisa-sisa sampah plastik yang berserakan. Selain itu ada juga di beberapa titik sampah sisa pembakaran.
Di area ini, terlihat sebuah plang putih yang sudah kusam milik Kementerian PUPR dan Jasa Marga. Di plang tertulis tanah tersebut merupakan milik negara dan masyarakat dilarang untuk masuk atau memanfaatkan area ini.
"TANAH NEGARA. DILARANG MASUK / MEMANFAATKAN. ANCAMAN PIDANA. Pasal 167 Ayat 1 dihukum 9 bulan penjara, Pasal 389 dihukum 2 tahun 9 bulan penjara, Pasal 551 dihukum denda. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga," tulis plang itu.
Kemudian pada sisi-sisi area ini terlihat sudah dikelilingi pagar besi. Namun di salah satu titik, tepatnya di underpass bawah jalan tol masih ada akses masuk area yang belum dipagari.
Kondisi Permukiman Kolong Tol Angke
Beda nasib dengan kolong Tol di Tomang, kawasan ini masih dipadati penduduk. Akses untuk memasuki kawasan ini berada di Jalan Kepanduan I yang tepat berada di sebelah jalan Tol dan kali Grogol.
Di dekat area masuk ini, banyak pepohonan menjulang di balik tembok beton, sejumlah gerobak terparkir liar, serta terdapat karung kardus, dan sampah berserakan. Terlihat juga terdapat satu pos warga berdiri di depan celah tembok beton yang menjadi akses masuk warga permukiman ini.
Melewati celah pembatas, terlihat ada jalur-jalur kecil untuk memasuki pemukiman di bawah tol ini. Akses masuk ini terlihat jauh lebih rendah dari jalan dengan tinggi kurang dari 1 meter.
Untuk bisa masuk lebih dalam, orang harus menunduk, bahkan jongkok. Saat memasuki kawasan tersebut, di sebelah kanan maupun kiri terdapat bangunan semi permanen yang menjadi tempat tinggal warga.
Kawasan ini juga terlihat sangat minim pencahayaan. Di perlukan lampu-lampu penerangan untuk memberikan pencahayaan di bawah jalan tol ini.
Setelah berjalan menunduk beberapa meter, badan baru bisa kembali tegak saat memasuki celah di antara dua lajur tol. Bising kendaraan yang lalu lalang di atasnya seakan tak pernah berhenti, namun di area ini cahaya matahari bisa masuk di antara celah jalan.
Di area ini terdapat banyak anak kecil tengah bersenda gurau serta ibu-ibu dan lansia tengah melakukan aktivitasnya. Kondisi ini menjadi bukti permukiman di bawah kolong Tol Angke ini masih padat penduduk, berbeda dengan di kolong Tol Tomang yang sudah ditertibkan.
Lihat juga Video 'Kolong Tol Seberang Kalijodo Ramai Berdiri Rumah Bedeng Lagi':