"Menurut saya konten yang berasal dari Indonesia akan lebih banyak dikonsumsi di Filipina dan sebaliknya, tetapi juga akan tersebar ke luar negeri. Dan kami telah melihat sinyal seperti ini juga terjadi," ungkapnya dalam panel Panel Discussion 2 on Funding and Opportunities in Movie and Digital Products, ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 di Hotel Mulia Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2023).
Dia menyebutkan salah satu contoh film Indonesia yang telah laris hingga ke negara Amerika Selatan yakni The Big 4 karya Timo Tjahjanto. Film itu disebut menduduki daftar 10 besar yang ramai ditonton.
"Salah satu film Indonesia tersukses yang keluar dari layanan kami disebut The Big 4. Itu action company karya Timo Tjahjanto, yang banyak dikonsumsi sampai ke Brasil. Di negara-negara seperti Amerika Selatan, ini muncul dalam 10 besar. Jadi kami melihat sinyalnya juga terjadi," jelas dia.
Ruben mengungkap ada sejumlah cara bagi sebuah negara untuk meningkatkan industri perfilmannya. Pertama, industri film di suatu negara diharuskan memanfaatkan talenta dari dalam negeri itu sendiri.
"Berinvestasilah pada sumber daya manusia di industri film dalam negeri di seluruh wilayah, mengandalkan cerita-cerita yang di sana. Jadi menurut saya tumbuh berkembang itu sumber daya manusianya, bukan hanya kuantitas tapi kualitasnya juga menurut saya itu sangat dibutuhkan," ungkap dia.
Kedua, pekerjaan rumah bagi sebuah negara untuk membangun industri perfilmannya adalah mendorong pemerintah memberikan peluang bagi industri film mendapatkan investasi.
"Jadi ini seperti, bagaimana kita benar-benar meyakinkan pemerintah untuk memikirkan, mengembangkan insentif untuk benar-benar membawa lebih banyak investasi ke sektor kita dan Anda tahu, saya pikir hal itu akan semakin mendukung aturan praktis yang baik, tentunya untuk industri ini," tuturnya.
Ketiga, pemerintah disarankan agar tidak mempersulit terkait izin untuk membangun perindustrian film dalam negeri. Sejauh ini menurutnya industri film juga dipersulit dengan aturan yang cukup banyak.
"Bisa dipikirkan berbagai peraturan yang banyak harus dilalui oleh rumah pra produksi misalnya dalam hal pengurusan izin dan lisensi juga," tuturnya.
Keempat, infrastruktur juga menjadi perangkat yang sangat penting bagi industri film. Infrastruktur yang dimaksud seperti studio film dengan konektivitas layanan yang memadai. Keberadaan infrastruktur yang baik juga dinilai bisa menarik perhatian investor untuk masuk.
"Ini seperti bagaimana kita benar-benar membuat layanan kita tersedia dan lebih mudah diakses, tapi kalau dipikir-pikir, infrastruktur juga merupakan infrastruktur perangkat keras seperti studio kan, nah di sana? Betul. Jadi tingkat investasi pada infrastruktur dan juga masyarakatnya," pungkasnya. (ada/ara)