Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid membeberkan 3 potensi ASEAN di Forum ASEAN Indo-Pasifik atau ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023.
Arsjad mengatakan negara-negara Indo Pasifik terutama ASEAN harus menyelaraskan visi dan misi di berbagai sektor untuk mewujudkan Visi ASEAN 2045. Visi ini bertujuan menjadikan kawasan ASEAN yang kokoh, inovatif, dinamis, dan berpusat pada masyarakat.
Untuk mewujudkan visi tersebut, ASEAN memiliki 3 potensi untuk mewujudkannya sekaligus memantapkan posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potensi yang pertama adalah ASEAN mempunyai potensi besar dalam meningkatkan ekonomi digital. Hal ini karena Indo-Pasifik merupakan wilayah dengan pertumbuhan tercepat di dunia dalam adopsi internet dan konektivitas digital antara masyarakat dan bisnis.
Selama Asean Business & Investment Summit yang berlangsung pada 3-4 September 2023, ASEAN-BAC baru saja meluncurkan Kode QR ASEAN untuk membangun ekosistem bisnis dalam mendukung pembayaran digital lintas batas.
"Kami ingin memperluasnya ke lebih banyak negara Indo-Pasifik," ungkap Arsjad dalam keterangannya, Jum'at (8/9/2023).
Selanjutnya, potensi yang kedua adalah ASEAN memiliki populasi muda dan terpelajar yang terus bertambah. Hal ini akan memainkan peran penting dalam beradaptasi terhadap dinamika pertumbuhan ekonomi global di masa depan.
Selain itu, berbagai kerja sama yang dilaksanakan oleh negara-negara anggota Indo-Pasifik dengan inisiatif untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan teknologi serta membentuk generasi masa depan yang memiliki keahlian dan sumber daya yang diperlukan untuk mendorong industri ke tingkat yang baru juga menjadi kunci dari potensi tersebut.
"Lebih banyak inisiatif yang mendorong solusi berorientasi masyarakat harus menjadi kuncinya," ungkapnya.
Potensi yang ketiga yaitu Indo-Pasifik dan khususnya negara-negara anggota ASEAN memiliki energi bersih terbarukan dan kredit karbon berkualitas tinggi yang terbesar di dunia.
"Untuk itu, kemitraan di Indo-Pasifik sangat penting bagi keberhasilan ASEAN dalam melakukan transisi menuju ekonomi ramah lingkungan," ujarnya.
Lebih lanjut, Arsjad mengatakan di bawah Keketuaan ASEAN-BAC Indonesia tahun ini, para pemangku kepentingan berkomitmen membangun ASEAN Net Zero Hub dan Carbon Center of Excellence. Hal ini untuk menyatukan dunia usaha dalam mempromosikan dekarbonisasi dan ekonomi net zero. Semua upaya ini menempatkan UMKM sebagai pusat perbincangan dan sebagai tulang punggung perekonomian ASEAN.
"Kami sangat mengapresiasi komitmen IBC yang menjadi tuan rumah acara makan siang ini. IBC mempromosikan wacana publik-swasta yang lebih kuat, memenuhi kebutuhan mendesak perekonomian global melalui pemikiran dan strategi para pemimpin bisnis di Indonesia. Silakan terlibat dengan IBC, untuk mewujudkan agenda ini," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, ia mendorong pemimpin negara serta pemimpin bisnis di ASEAN dan Indo Pasifik untuk mengubah agenda perekonomian setiap negara berdasarkan kebutuhan regional dan konstelasi geopolitik dan geoekonomi. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi agar semua negara anggota ASEAN dan dunia usaha ASEAN mencermati dinamika dan perkembangan untuk menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan global.
"Kemarin pada Forum Indo-Pasifik ASEAN, saya mengumumkan pembentukan Jaringan Bisnis ASEAN-Indo Pasifik yang akan datang, yang dirancang untuk koneksi regional guna memperkuat pertumbuhan secara menyeluruh," pungkas Arsjad.
Jaringan Bisnis ASEAN-Indo Pasifik mencakup inklusivitas. Hal ini memperlihatkan bisnis dari semua ukuran dan industri bersatu. Selain itu sebagai platform multipemangku kepentingan yang tujuannya untuk memberikan dampak kebijakan dan menjalin kemitraan industri yang mendorong integrasi ekonomi Indo-Pasifik dan ASEAN.
(prf/ega)