Ronaldo digaji 200 juta Euro atau Rp3,3 triliun per-tahun. Adapun Neymar US$ 300 juta atau Rp2,5 triliun setahun. Lalu mengapa klub-klub Arab Saudi rela membakar uang sebanyak itu?
Usut punya usut, kedatangan Ronaldo dan Neymar didukung oleh pemerintah Arab Saudi. Lembaga Pengelola Investasi (sovereign wealth fund) milik Arab Saudi, Public Investment Fund (PIF), membantu kinerja keuangan klub yang melakukan berbagai transaksi besar itu.
Dilansir dari CNBC, Pemimpin de facto Arab Saudi, Mohammed bin Salman, bahkan dikabarkan menjadi salah satu anggota dewan direksi lembaga tersebut.
Pada Juni 2023, PIF mengambil alih empat klub domestik Arab Saudi. Keempatnya adalah Al-Ittihad, Al-Nassr, Al-Hilal and Al-Ahli. Sementara dua tahun sebelumnya, PIF juga membeli saham mayoritas di Newcastle United.
Stefan Szymanski, Profesor Manajemen Olahraga Universitas Michigan, Amerika Serikat, melihat fenomena ini terjadi karena sepak bola begitu populer di negara tersebut. Jadi, seperti kebanyakan negara, pemerintah melalui dana investasi menyalurkan uang ke klub-klub Eropa untuk mendapatkan pemain terbaik.
Namun, ada analisis lain yang berbeda. Salah satunya dari Simon Chadwick, Profesor ekonomi sepakbola dan ahli geopolitik, Skema Business School, Prancis.
Secara kritis, Simon melihat ada kepentingan politis di balik berbagai transaksi tersebut. Salah satunya adalah dugaan bahwa Arab Saudi menggunakan sepak bola sebagai cara mengalihkan perhatian publik terhadap berbagai kasus HAM yang terjadi di negara tersebut.
Pemerintah Arab Saudi memang diketahui sering membungkam pengkritik dan menjatuhkan hukuman keras kepada kriminal seperti hukuman mati. Simon menjelaskan upaya itu dikenal dengan istilah "sportwashing",
"Sportswashing pada dasarnya identik dengan upaya membersihkan citra dan reputasi. Dan yang jelas, Arab Saudi adalah negara yang, selama beberapa dekade terakhir, memiliki reputasi tertentu. Acapkali bukan hal yang baik. Dalam beberapa kasus, bahkan sangat negatif," bebernya.
Meskipun demikian, Fahad Nazer, juru bicara kedutaan Arab Saudi di Amerika Serikat, menampik tudingan tersebut. Ia menjelaskan setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah Arab Saudi diterapkan karena berbagai alasan penting.
"Hal ini bisa dilakukan untuk memajukan kepentingan Arab Saudi sebagai sebuah negara atau untuk meningkatkan kehidupan masyarakat Saudi. Bahkan keduanya. Jadi setiap pertimbangan lain sangat jauh dari dua hal itu," tegasnya.
Fahad kemudian menjelaskan bahwa kepopuleran menjadi alasan klub-klub negerinya rela mendatangkan Ronaldo dan Neymar. Level permainan Arab Saudi diharapkan bisa meningkat dengan kedatangan para megabintang.
Simak juga Video: Redup Digerus Online Shop
(das/das)