Bantuan sosial (bansos) beras 10 kg akan mulai disebar besok, Senin (11/9) untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Rencananya penyaluran bantuan ini akan dimulai di Jakarta atau Bogor.
Hal ini sebagaimana yang pernah dikatakan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso rapat dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (7/9) lalu. Namun saat itu ia belum bisa memastikan kota mana yang menjadi penerima pertama bansos beras ini.
"Iya benar akan ada launching bantuan pangan, rencananya gitu. Belum pasti betul (wilayahnya), ada dua kemungkinan, itu kita dilaksanakan di Bogor dan di Jakarta," ungkapnya ditemui usai rapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, bansos beras itu akan diberikan kepada masing-masing KPM pada September, Oktober, dan November sebanyak 10 kg per bulannya. Dengan begitu totalnya beras yang dapat diterima setiap KPM mencapai 30 kg.
Di luar itu, pria yang akrab disapa Buwas itu juga belum bisa memastikan jumlah beras yang akan disalurkan mulai besok itu. Karena penyaluran akan tergantung kebutuhan daerah.
"Loh kalau launching itu sudah dimulai sebesar jumlah yang dibutuhkan. Dimulainya mulai besok. Umpamanya di Bogor diutuhkan 30 ribu ton ya sudah dimulainya pada hari itu," jelas dia.
Sebagai tambahan informasi, rencana penyaluran bansos beras 10 kg besok juga sudah dipastikan olehKepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi pada kesempatan yang berbeda di rapat bersama Komisi IV DPR RI kala itu.
"Percepatan untuk bantuan pangan 640 ribu ton diminta Pak Presiden langsung, pak. Jadi Pak Buwas, Senin langsung lauching dilakukan segera," katanya.
Arief menerangkan percepatan bansos itu dilakukan karena saat ini harga gabah tengah mengalami kenaikan. Apalagi menurutnya diprediksi panen pada September, Oktober, November, Desember 2023 serta Januari 2024 tidak mencukupi konsumsi dalam negeri.
"Kita terus monitor selama pak Dirut Bulog belum mendistribusikan 640 ribu ton maka market seperti hari ini. Artinya dalam September, Oktober, November, Desember Januari kemungkinan besar panen ini tidak mencukupi kebutuhan konsumsi," ujarnya.
(kil/kil)