Jurus Jokowi Tekan Harga Beras: Sebar Bansos hingga Mau Tambah Impor

Jurus Jokowi Tekan Harga Beras: Sebar Bansos hingga Mau Tambah Impor

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 12 Sep 2023 08:15 WIB
Presiden Jokowi meluncurkan bansos beras hari ini untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan berlangsung selama, September, Oktober dan November.
Momen Jokowi Bagikan Bansos Beras 10 Kg/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pemerintah mempercepat penyebaran bantuan sosial (bansos) menjadi September, Oktober, dan November. Bansos pertama yang disalurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah bansos beras untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

Bansos beras itu disalurkan sebanyak 640 ribu ton beras selama tiga bulan di mana setiap bulannya kurang lebih 210 ribu per bulan. Masing-masing KPM akan menerima 10 kilogram (kg) beras/bulan.

Penyaluran bansos ini dilakukan agar masyarakat bawah tidak terdampak akan kenaikan harga beras. Selain itu upaya ini menjadi salah satu untuk mengintervensi harga beras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh sebab itu mulai 1 September saya perintahkan untuk memberikan bantuan beras ke masyarakat setiap bulan kira kria 210 ribu ton dikeluarkan Bulog untuk bantuan pangan dan ini sudah dimulai terus September, Oktober, November," ujar Jokowi di Gudang Bulog Dramaga Bogor, Senin (11/9/2023).

Jokowi juga memastikan stok cadangan beras pemerintah (CBP) aman dan pada akhir tahun dipastikan mencapai 2 juta ton.

ADVERTISEMENT

"Di dalam gudang 1,6 juta dalam perjalanan 400 ribu ton sehingga ada stok 2 juta. Biasanya stok kita hanya 1,2 juta normal. Ini kita memiliki 2 juta, sehingga kita tidak udah khawatiran," tutupnya.

Jokowi juga mengungkap penyebab harga beras naik. Menurutnya kenaikan ini terjadi karena harga di negara lain juga mengalami kenaikan.

"Ya karena semua negara naik, kekerek. Ini sama seperti barang-barang yang lain. BBM juga gitu kan kalau harga pasar dunia naik pasti dalam negeri kekerek," tuturnya.

Apalagi sejumlah negara menghentikan ekspor beras seperti India yang selama ini merupakan negara pengekspor beras terbesar.

"Ini harga pangan juga seperti itu apalagi beberapa negara menstop untuk tidak mengekspor beras seperti India yang produksinya gede, ekspornya biasanya gede stop," lanjutnya.

Oleh sebab itu peluncuran bansos menjadi upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan harga. Selain itu, Perum Bulog juga diminta melalukan penyaluran beras operasi pasar ke pasar hingga ritel.

"Yang paling penting manajemen tata kelola kita dalam menghadapi itu punya. Yang penting itu juga. Nanti ini setelah ritel semua diguyur oleh Bulog, Cipinang diguyur oleh Bulog kemudian masyarakat juga diberi ini (bansos) juga ini kayak operasi pasar memberikan ke rakyat itu," tuturnya.

Lihat juga Video 'Penyaluran Bansos Beras Dipercepat, Mendag: Demi Tekan Harga':

[Gambas:Video 20detik]



Ada rencana impor beras lagi tahun depan. Cek halaman berikutnya.

Rencana Impor Beras Tahun Depan

Jokowi menyebut ada peluang impor beras lagi untuk menjaga stok agar tidak ada kenaikan harga. Apalagi ada ancaman El Nino di sejumlah daerah yang menyebabkan produksi padi menurun.

"Iya, ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok. Harus harus (impor lagi) untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan karena memang produksi pasti turun karena El Nino meskipun juga saya liat angkanya juga tidak banyak," ujarnya.

Namun, Jokowi menegaskan rencana tambahan impor beras ini bukan untuk tahun ini. Rencana itu untuk dilakukan tahun depan.

"Kalau mau stoknya, stok kita sudah banyak, tetapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa kita beli untuk tidak sekarang, untuk plan tahun depan juga untuk antisipasi," tegasnya.

Sejauh ini, Jokowi telah membuka pembicaraan impor beras dengan sejumlah kepala negara, mulai dari Bangladesh hingga China. Jokowi juga mengatakan untuk negosiasi terkait impor akan dilanjutkan oleh Perum Bulog.

"Saya sudah berbicara dengan Perdana Menteri Hun Manet, dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi, dengan RRT juga, dengan kemarin dengan Premier Li," ujar Jokowi.

"Saya sudah berbicara dengan banyak tapi kan belum putus, sehingga saya ini berbicara dengan kepala negara, kepala pemerintahan kemudian ditindaklanjuti negosiasinya oleh Bulog," lanjutnya.


Hide Ads