Pertama, terkait dengan sosialisasi dan komunikasi antara otoritas terkait dengan masyarakat Rempang. Oleh karena itu dirinya pun diutus Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk turun langsung ke lokasi. Kedua, terkait izin enam perusahaan yang dicabut karena kekeliruan prosedur dalam pemberian izin.
"Kedua, di wilayah ini pernah didirikan izin enam perusahaan. Aku jujur aja dalam hal ini. Di mana izin itu setelah ditengarai, diusut-usut bahwa ada terjadi kekeliruan prosedur maka kemudian dicabut. Kita tidak tahu di balik itu," ujarnya dalam rapat di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).
Ketiga, Bahlil menyinggung pihak asing yang tidak senang dengan proyek Rempang Eco City. Sebagai informasi, Xinyi Group asal China berencana mendirikan pabrik kaca terbesar kedua di dunia di Batam.
"Saya mau tanya sama kalian bapak ibu yang terhormat (anggota komisi VI DPR RI). Dulu zaman BP Batam dibuat kawasan ini untuk mengimbangi Singapura, saya tanya apa sih yang terjadi sekarang," imbuhnya.
"Harus kita pikir ada apa di balik ini semua. Setiap kita mau bangun besar di sana, ada aja. Ada aja," lanjutnya.
Ia juga menyinggung pihak asing yang turut mengomentari konflik di Pulau Rempang. Mantan Ketua HIPMI ini mempertanyakan mengapa asing harus campur permasalahan di Indonesia.
"Ini sudah viral, ada bule yang ngomong tentang itu. Viral itu di TikTok. Itu agak merisaukan kita, ngapain bule ngurus negara kita. Ada apa di situ?" pungkasnya.
Simak Video: Jokowi Bicara soal Bentrok di Rempang: Komunikasi Kurang Baik-Utus Bahlil
(ily/ara)