Salah satu bank terbesar di Amerika Serikat (AS) Citigroup berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).Tapi, belum ada keterangan resmi berapa banyak karyawan terdampak PHK.
CEO Citigroup Jane Fraser menjelaskan langkah ini ditempuh sebagai upaya perusahaan demi meningkatkan layanan dan akuntabilitas bank.
Fraser mengungkapkan langkah perubahan ini diharapkan bisa mengurangi kompleksitas yang ada di bank. Kemudian PHK juga disebut bisa meningkatkan akuntabilitas dan meningkatkan layanan untuk nasabah.
"Ini juga untuk memperkuat kemampuan perusahaan dalam meraup keuntungan dan target bisnis jangka menengah kami," kata Fraser dalam keterangannya dikutip dari CNBC, Jumat (15/9/2023).
Fraser diketahui mengumumkan rencana PHK dalam sebuah surat kepada karyawannya. Dia mengatakan bahwa reorganisasinya akan selesai pada kuartal pertama tahun 2024.
"Kami akan mengucapkan selamat tinggal kepada beberapa rekan yang sangat berbakat dan pekerja keras yang telah memberikan kontribusi penting bagi perusahaan kami," ujar Fraser.
Untuk diketahui saat ini kondisi kinerja bank tengah menurun akibat sahamnya yang terus menerus mengalami koreksi. Penurunan saham itu disebut telah terjadi selama tiga tahun belakangan ini.
Saham Citigroup telah turun sekitar 40% sejak Maret 2021, yang merupakan penurunan terburuk di antara para pesaing bank besarnya.
Saham Citigroup diperdagangkan dengan valuasi terendah di antara bank-bank besar AS lainnya, dan dengan harga sekitar US$ 41 per saham. Harga saham tersebut berada pada tingkat yang terlihat pada krisis tahun 2008.
Padahal sebelumnya Citigroup telah menarik kantor cabangnya di sejumlah negara sebagai upaya memperbaiki kondisi perusahaan. Namun hal itu ternyata belum cukup berdampak besar bagi bank tersebut.
Lihat juga Video 'Angka Pengangguran RI Turun Tapi Gelombang PHK Diprediksi Masih Berlanjut':
(ada/kil)