Untuk itu ia merasa kesepakatan dari setiap negara dalam hal ini menjadi sangat penting. Walaupun ia juga mengakui untuk mencapai kesepakatan dalam hal perpajakan internasional sangatlah sulit untuk dicapai.
"Deklarasi G20 Leaders - India menyatakan pentingnya membangun sistem Perpajakan internasional yang fair (adil), sustainable dan modern sesuai kebutuhan perkembangan ekonomi di abad 21 ini. Penyelesaian dan pelaksanaan prinsip Dua Pilar (two pilar International tax package) yaitu prinsip perpajakan yang adil antara negara/yuridiksi melalui Multilateral Convention sebelum akhir 2023- dan Prinsip Kedua yaitu pencegahan 'race to the bottom' dengan penerapan minimum taxation agreement sangat penting namun sulit disepakati," jelas Sri Mulyani lagi.
Menurutnya kesulitan dalam mencapai kesepakatan ini dikarenakan semua Menteri Keuangan G20 (termasuk dirinya) harus berjuang dan bersaing untuk menjaga kepentingan menjaga penerimaan pajak negaranya masing-masing, namun pada saat yang sama harus bekerjasama untuk mencegah penghindaran pajak global.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Indonesia harus tidak lengah dan menguasai diplomasi perpajakan internasional dengan kompeten dan piawai dalam negosiasi. Kita harus membangun institusi pajak yang handal, dipercaya, profesional dan bersih dari korupsi. Kerjasama dan sekaligus persaingan dunia ini harus kita kelola dan menangkan..! Kuasai ilmu, isue, dan paham politik global untuk menjaga kepentingan negeri kita Indonesia," tutupnya.
(rrd/rir)