Holding BUMN Pertahanan Minta Suntikan Modal Rp 1,75 Triliun, Buat Apa?

Holding BUMN Pertahanan Minta Suntikan Modal Rp 1,75 Triliun, Buat Apa?

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 20 Sep 2023 15:13 WIB
PT Pindad turut memeriahkan Indo Defence 2022 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022). Pindad memamerkan sejumlah kendaraan taktis (rantis).
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Induk holding BUMN pertahanan, PT Len Industri (Persero) meminta penyertaan modal negara (PMN) tunai sebesar Rp 1,75 triliun di tahun anggaran 2023. Suntikan modal tersebut dalam rangka untuk mengembangkan BUMN industri pertahanan.

Direktur Utama Len Industri Bobby Rasyidin mengatakan PMN tersebut diperuntukkan bagi Len Industri sebesar Rp 367 miliar, PT Pal Indonesia Rp 427 miliar, PT Dirgantara Indonesia Rp 543 miliar, serta PT Pindad Rp 417 miliar. Hanya PT Dahana sebagai anak usaha yang tidak mendapatkan PMN.

"PMN tunai Len Industri peruntukkannya buat pembangunan industri radar nasional, Pal Indonesia untuk peningkatan kapasitas produksi melalui akuisisi galangan kapal baru dan perbaikan/upgrade fasilitas," kata Bobby dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (20/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian suntikan modal buat Dirgantara Indonesia untuk meningkatkan kapasitas produksi pesawat CN235, serta pembangunan fasilitas produksi pesawat N219 dan revitalisasi fasilitas pendukung. Lalu bagi PT Pindad untuk pengembangan lini produksi munisi kaliber kecil dan pengembangan fasilitas produksi medium tank dan kendaraan tempur.

"Sehingga total (PMN tunai) Rp 1,754 triliun," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Selain PMN tunai, Bobby juga mengusulkan agar pihaknya mendapatkan PMN non tunai yang berasal dari konversi piutang negara senilai Rp 456,25 miliar. Adapun peruntukkannya buat Len Industri Rp 32,06 miliar, Pal Indonesia Rp 157,45 miliar, dan Pindad Rp 266,74 miliar.

"Manfaat PMN tunai dan non tunai tentunya mendukung peningkatan kemandirian berdaya saing untuk mendukung pertahanan nasional yang berefek gentar," bebernya.

Bobby juga menjanjikan bahwa PMN tersebut akan memberikan dampak terhadap pengurangan beban impor dan peningkatan TKDN komponen produk-produk industri pertahanan dalam negeri.

"Investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi dan fasilitas MRO produk alat pertahanan dan keamanan, perusahaan memiliki struktur permodalan yang lebih sehat dari peningkatan ekuitas, serta perusahaan memiliki potensi lebih tinggi untuk ekspansi dan membawa dampak ekonomi secara internal maupun eksternal," imbuhnya.

(aid/rrd)

Hide Ads