Kementerian Keuangan menyebut visi Indonesia 2045 ingin menjadi negara ekonomi lima besar dunia dengan pendapatan per kapita US$ 23.000. Untuk menuju ke sana, Indonesia membutuhkan cara yang tidak biasa. Misalnya, mulai dari percepatan transformasi hingga keluar dari middle income trap.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Pusat Kebijakan APBN, Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kemenkeu Wahyu Utomo dalam acara mini talkshow detikfinance Bedah APBN 2024 di Beranda Kitchen, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2023).
"Ingin menuju Indonesia maju tidak bisa dengan cara biasa-biasa saja. Harus dengan terobosan butuh inovasi butuh lompatan. Inovasi tuh caranya gimana? Salah satunya ya harus keluar dari middle income trap, percepat transformasi. Transformasinya caranya gimana? Caranya harus reformasi struktural," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut lagi, dia menjelaskan Indonesia masih menghadapi sederet tantangan menuju Indonesia Emas 2045. Di antaranya, menghadapi tensi geopolitik yang tidak kunjung mereda. Akibatnya, rantai pasokan yang terganggu, suku bunga mengalami tekanan, pertumbuhan domestik yang melambat, dan mengalami fragmentasi, deglobalisasi.
"Tantangan berikutnya perubahan iklim.Kita tahu perubahan iklim ini dampaknya seperti apa. Bencana alam di mana-mana, probabilitas terjadi bencana semakin tinggi. Tapi, perubahan iklim ini membuka peluang perkembangan di ekonomi," imbuhnya.
Tantangan ketiga yaitu digitalisasi ekonomi. Menurutnya, digitalisasi ekonomi ini bisa menjadi ancaman sekaligus peluang. Apalagi jika bisa mengatur ekonomi lebih kompatibel dengan digital ekonomi, bisa menjadi sumber perubahan baru.
"Tantangan keempat pandemi, kita bisa belajar dari pandemi kemarin bahwa pandemi itu tragedi. Harus siap kalau terjadi pandemi. Kita harus punya sistem kesehatan yang adaptif sistem perlindungan sosial yang adaptif termasuk pengolahan fiskal yang simpel, tapi yang responsif. Makanya kita harus siap dengan living with endemic," ujarnya.
(kil/kil)