Nestle dan Danone Bakal Turunkan Harga Produk di Prancis

Nestle dan Danone Bakal Turunkan Harga Produk di Prancis

Retno Ayuningrum - detikFinance
Senin, 25 Sep 2023 19:00 WIB
People sit on a bank of the River Seine near the Eiffel Tower in Paris, France, June 25, 2023. REUTERS/Benoit Tessier
Ilustrasi - Foto: REUTERS/BENOIT TESSIER
Jakarta -

Nestle dan Danone saat ini sedang memperebutkan pasar di Prancis. Hal ini karena negara ini merupakan salah satu wilayah yang menyumbang pendapatan terbesar.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengkritik Nestle, Unilever, dan Pepsico karena masih memberlakukan harga tinggi, meskipun inflasi sudah mulai menurun.

"Penentuan harga tidak berhasil. Kita harus berdiskusi dan menemukan kesepakatan mengenai margin," ujarnya dikutip dari reuters, Senin (25/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari reuters disebutkan, Prancis menyumbang sebagian pendapatan terbesar untuk Nestle, Danone dan Unilever pada 2022 lalu.

Data yang dikumpulkan oleh Bernstein menunjukkan bahwa Prancis menyumbang sekitar 8% dari total penjualan Danone pada tahun 2022 dan hampir 4% dari penjualan tahunan Nestle.

ADVERTISEMENT

Sementara itu Unilever, yang memiliki lebih dari 400 merek seperti sabun Dove menjadikan Prancis sebagai pasar Eropa Barat terbesar nomor tiga dengan total 2,2% penjualan secara tahunan, setelah Inggris dan Jerman.

Sebagai upaya mendapatkan penurunan harga pada pertengahan Januari, pemerintah Prancis mengajukan negosiasi harga tahunan antara ritel dan produsen yang dimulai pada pertengahan Oktober.

Di sisi lain, Carrefour yang memiliki kekuatan dalam menentukan harga sebagai operator supermarket nomor dua di Prancis, memberikan label "shrinkflation" pada produk-produk yang ukurannya semakin kecil dan tidak ada penurunan harga.

Perwakilan industri makanan mengatakan produsen menanggung tekanan sejumlah biaya di tengah guncangan inflasi. Mulai dari biaya produksi tetap tinggi, rantai pasokan hingga biaya tenaga kerja.

Menurut para produsen tekanan biaya tersebut mulai mereda. Namun, investor khawatir soal kenaikan harga akan berpengaruh pada daya beli konsumen dan mengurangi penjualan.

(kil/kil)

Hide Ads