Kekeringan ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda wilayah Amazon, Brasil. Pemerintah setempat membentuk satuan tugas (satgas) untuk memberikan bantuan darurat kepada penduduk.
Menteri Lingkungan Hidup Brasil Marina Silva mengatakan kondisi sungai yang mengering berdampak pada pasokan air bersih warga. Banyak ikan mati terlihat mengambang di permukaan sungai sehingga mencemari air untuk minum.
"Kita menghadapi situasi yang sangat mengkhawatirkan. Kekeringan yang luar biasa ini telah mengganggu jalur transportasi sungai sehingga mengancam kekurangan pangan dan air. Kematian ikan dalam jumlah besar sudah mulai terjadi," katanya dikutip dari Reuters, Jumat (29/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan pertahanan sipil memperingatkan bahwa kekeringan yang terjadi bisa berdampak pada 500.000 orang di Amazon.
Situs web Pelabuhan Manaus mengatakan ketinggian air di Rio Negro turun rata-rata 30 sentimeter (11,8 inci) sehari sejak pertengahan September dan mencapai 16,4 meter (54 kaki) pada Rabu (27/9), sekitar enam meter di bawah permukaan air pada hari yang sama tahun lalu.
"Gugus tugas federal akan diterbangkan oleh Angkatan Udara ke negara bagian Amazonas dan Acre dengan membawa air, makanan, obat-obatan dan sumber daya lainnya," tutur Silva.
Baca juga: Kemarau, Waduk Dawuhan Madiun Mengering |
Pemerintah juga mengalokasikan US$ 27,76 juta untuk pengerukan sungai dan pelabuhan di wilayah tersebut agar transportasi tetap lancar ketika permukaan air turun.
Silva mengatakan hal ini merupakan efek dari El Nino berkala yang bercampur dengan perubahan pola cuaca akibat pemanasan global.
"Kita melihat adanya benturan dua fenomena, satu fenomena alami El Nino dan satu lagi fenomena yang disebabkan oleh manusia, yaitu perubahan suhu bumi," ujarnya.
Simak Video: Penampakan Sungai Amazon Mengering, 500 Ribu Orang Terdampak