Pemerintah Percepat Transformasi Ekonomi RI, Apa Hasilnya?

Pemerintah Percepat Transformasi Ekonomi RI, Apa Hasilnya?

Sukma Nur Fitriana - detikFinance
Sabtu, 30 Sep 2023 16:23 WIB
Ilustrasi UMKM
Foto: dok. Kemenkeu
Jakarta -

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berperan untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas. Karena itu, penggunaan APBN yang sehat dan tepat diperlukan untuk menyejahterakan rakyat.

Agar APBN bisa tetap sehat dan berperan optimal, diperlukan penerapan spending better atau belanja berkualitas. Hal tersebut untuk menjaga stimulus perekonomian.

"APBN bukan sekadar angka. Namun, merupakan instrumen yang di dalamnya terdapat arah dan strategi," ujar Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Wahyu Utomo dalam keterangan tertulis, Jumat (29/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, ia memaparkan bukti nyata belanja berkualitas yang telah dilakukan pemerintah dalam kurun sewindu ini. Di antaranya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur.

Menurutnya kedua sektor tersebut menjadi kunci penting dalam mengakselerasi transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ia juga menilai untuk mewujudkan SDM unggul, maka belanja pendidikan dalam kurun 2014-2022 telah berhasil menambah jumlah sekolah untuk SD sebanyak 1,5 ribu sekolah, SMP 4,9 ribu sekolah, dan SMA/SMK sebanyak 3,6 ribu sekolah.

ADVERTISEMENT

Hal itu juga diikuti dengan penambahan gedung sekolah juga diikuti dengan peningkatan rata-rata lama sekolah dari 7,85 tahun menjadi 8,87 tahun untuk anak perempuan dan dari 8,61 tahun menjadi 9,28 tahun untuk anak laki-laki.

Bukan hanya di bidang sekolah, belanja negara di bidang kesehatan juga terus dioptimalkan untuk meningkatkan produktivitas. Ini terlihat dari bertambahnya jumlah rumah sakit yang menjadi 2.522 dari sebelumnya hanya 1.855.

Wahyu menambahkan alokasi anggaran penanganan COVID-19 pada kurun 2020-2022 pun termasuk untuk vaksinasi juga berhasil mengeluarkan masyarakat dari tekanan pandemi.

"Artinya selama ini pemanfaatan anggaran pendidikan, kesehatan, untuk mendukung sumber daya manusia yang unggul itu punya dampak positif. Perbaikan pada kualitas pendidikan, perbaikan pada kualitas dan layanan kesehatan," terang Wahyu.

KemenkeuFoto: dok. Kemenkeu

Wahyu juga menuturkan pemerintah juga fokus melakukan belanja berkualitas untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Itu dilakukan melalui berbagai kebijakan yang melindungi daya beli masyarakat, baik melalui berbagai program perlinsos maupun pemberian subsidi yang tepat sasaran.

Hasil dari kebijakan tersebut adalah tingkat kemiskinan tercatat menurun. Data pada tahun 2014 menunjukkan tingkat kemiskinan sebesar 11,25% menurun menjadi 9,41% di tahun 2019. Selain itu pada tahun 2023, tingkat kemiskinan semakin menurun ke level 9,36%.

Penurunan angka kemiskinan tersebut dinilai sejalan dengan semakin meningkatnya jangkauan program keluarga harapan (PKH) dari 2,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) pada 2014 menjadi 10 juta KPM di 2022.

Bukan hanya kemiskinan, pengoptimalan APBN juga mampu menurunkan tingkat pengangguran. Pada periode 2014-2019, di Indonesia tercipta lapangan kerja sebanyak 17,9 juta orang (neto). Angka tersebut menurun sebesar 0,3 juta orang (neto) akibat pandemi (2020).

Karena itu, pemulihan ekonomi pada 2021-2022 dinilai mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 6,8 juta orang (neto), sehingga angka pengangguran turun ke angka 5,45% di tahun 2023.

Sejalan dengan upaya memajukan kualitas SDM, pemerintah juga terus menggenjot pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan produktivitas, konektivitas, dan daya saing.

Capaian tersebut bisa dilihat antara lain dari bertambahnya panjang ruas tol beroperasi dari 802 km di 2014 menjadi 2.687 km di 2022. Jumlah jalan umum dari 517,75 ribu km pada 2014 meningkat menjadi 549,16 ribu km di 2022.

Adapun pembangkit listrik di tahun 2014 sebesar 53 GW meningkat signifikan menjadi 81,20 GW di 2022. Pun dengan kapasitas bendungan, dari semula 6,39 miliar meter3 di 2014 melonjak jadi 16,96 miliar meter3 pada 2022.

Jumlah bandar udara dari 237 unit di 2014 menjadi 287 bandara di 2022. Dan pelabuhan dari 1.655 unit di 2014 bertambah menjadi 3.157 pelabuhan di 2022.

Berkat kebijakan fiskal yang efektif ini, Indonesia berhasil menangani COVID-19 dengan efektif. Ekonomi nasional pun pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat, dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di level 5% dan inflasi yang terkendali.

Kinerja fiskal pun semakin sehat dan kesejahteraan semakin meningkat. Atas hal itu, Indonesia juga mampu berkiprah di forum internasional di tengah ketidakpastian global.

Salah satunya adalah pada Tahun 2022, Indonesia dipercaya dan sukses menjadi tuan rumah KTT G20. Sedangkan pada tahun 2023, Indonesia juga berhasil menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN.

"Ini lagi-lagi bukti nyata bahwa pembangunan itu dilakukan dengan penuh kesungguhan. Anggarannya meningkat, diikuti juga dengan output dan outcome yang meningkat," ujar Wahyu.

Atas langkah-langkah tersebut, Wahyu menilai kebijakan fiskal dalam APBN mampu merespon dinamika perekonomian, menjawab tantangan ekonomi, dan mendukung agenda Pembangunan. APBN dijalankan dengan baik sebagaimana tugas dan fungsinya.

Ia juga mengatakan APBN sebagai Shock Absorber, berfungsi sebagai stabilisasi. APBN dengan fungsi alokasi sebagai agen pembangunan, utamanya melakukan transformasi ekonomi. Dan APBN menjalankan fungsi distribusi sebagai solusi bagi kesejahteraan rakyat.

"Salah satu syarat untuk menuju Indonesia Maju adalah keluar dari middle income trap, caranya adalah mempercepat transformasi ekonomi," pungkasnya.



Simak Video "Video: Bahlil Bantah Isu Jadi Menko Perekonomian Gantikan Airlangga"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads