Menteri Perdagangan RI (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) blusukan ke Pusat Grosir Cililitan (PGC), Jakarta Timur. Kedatangannya disambut antusiasme para pedagang.
Tak sedikit penjual yang curhat kondisi dagangannya yang sepi. Salah satunya adalah pedagang kosmetik.
"Kita belum laku nih Pak," keluh pedagang tersebut, Selasa (3/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pedagang tersebut mengeluh dengan adanya social commerce yang mematok harga jauh di bawah harga normal. Sehingga, omzet yang didapatkan pembeli pun sangat kecil.
"Karena kan kita jual dengan harga normal, sedangkan di TikTok turun jauh dari itu," kata pedagang itu.
Zulhas pun menanyakan omzet pedagang yang dirugikan akibat social commerce. Pegadang tersebut mengatakan hampir separuh omzetnya kini mengalami penurunan.
"Lebih dari separuh Pak, terjun (omzetnya)," jawab pedagang itu.
Menanggapi pedagang tersebut, Zulhas mengatakan kehadiran TikTok Shop dapat mengancam keberlangsungan UMKM di Tanah Air apabila tidak diatur secara tegas. Salah satunya menyangkut dugaan praktik predatory pricing.
"Kalian lihat minyak goreng di TikTok dijual Rp 2.000? Minyakita dijual Rp 4.000. Itu namanya predatory pricing," jelas Zulhas.
Zulhas pun tak lupa memborong produk kosmetik dari penjual tersebut. Adapun produk kosmetik yang dibeli merupakan produk buatan lokal.
"Yaudah saya belanja," kata Zulhas seraya memberikan uang Rp 300 ribu ke penjual tersebut.
"Alhamdulillah, penglaris. Terima kasih bapak," kata pedagang itu.
Sebelumnya, pemerintah telah membatasi social commerce seperti TikTok Shop melakukan transaksi jual beli barang demi menciptakan fair trade.
Hal ini mengacu pada revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 50 Tahun 2020 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, yang telah diundangkan menjadi Permendag Nomor 31 tahun 2023.
Sebagai informasi, dalam kunjungannya ke PGC, Zulhas didampingi oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim.
(prf/ega)