- Pengertian Jurnal Penyesuaian
- Contoh Jurnal Penyesuaian di Setiap Akunnya 1. Perlengkapan 2. Penyusutan Aset Tetap 3. Beban dibayar di muka a. Dicatat sebagai harta (Pendekatan Posisi Keuangan) b. Dicatat sebagai beban (Pendekatan laba rugi) 4. Pendapatan Diterima Di Muka a. Dicatat sebagai utang (Pendekatan posisi keuangan) b. Dicatat sebagai pendapatan (Pendekatan laba rugi) 5. Beban Yang Masih Harus Dibayar (Utang Beban) 6. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima 7. Piutang Tidak Tertagih
- Tujuan Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian merupakan proses tahap pencatatan perubahan-perubahan saldo di dalam akun. Jurnal ini dimanfaatkan untuk menyesuaikan dengan saldo di buku besar untuk laporan keuangan akhir.
Proses pembuatan jurnal penyesuaian harus dilakukan sesuai dengan ilmu akuntansi. Apabila kamu ingin membuatnya, kamu terlebih dahulu mengetahui lebih dalam tentang jurnal penyesuaian dan melihat contoh jurnal penyesuaian.
Simak pembahasan berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Jurnal Penyesuaian
Dikutip dari Modul Pembelajaran SMA Ekonomi Kelas XII (2020), jurnal penyesuaian adalah jurnal yang tidak berdasarkan pada aktivitas transaksi. Namun, berdasarkan pada keterangan atau perhitungan tertentu seperti beban penyusutan gedung, beban sewa gedung, dan utang gaji.
Dikutip dari repository BSI, jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode pelaporan atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari satu periode ke periode lainnya.
Contoh Jurnal Penyesuaian di Setiap Akunnya
Dalam suatu perusahaan jasa, terdapat tujuh kejadian yang sering terjadi dan memerlukan penyesuaian di akhir periode akuntansi. Berikut akun-akun yang memerlukan penyesuaian:
1. Perlengkapan
Perlengkapan adalah barang yang digunakan perusahaan untuk kegiatan operasional yang habis dipakai kurang dari satu periode akuntansi (satu tahun). Perlengkapan yang telah dipakai akan menjadi beban di akhir periode akuntansi.
Simak contoh berikut!
Pada tanggal 4 Mei 2019 Sweet n Sour Bakery membeli perlengkapan sebesar Rp 800.000 secara tunai. Pada tanggal 31 Desember 2019 perlengkapan yang tersisa adalah sebesar Rp 100.000.
Perlengkapan yang telah dipakai dalam satu periode akuntansi sebesar Rp 800.000 - Rp 100.000 = Rp 700.000.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut
- Beban Perlengkapan Rp 700.000
- Perlengkapan Rp 700.000.
2. Penyusutan Aset Tetap
Aset tetap merupakan aset berwujud yang siap digunakan dalam operasional perusahaan dan digunakan lebih dari satu tahun. Contoh aset tetap kendaraan, mesin, gedung, dan peralatan usaha. Aset tetap mengalami penyusutan atau berkurangnya kemampuan memberikan manfaat ekonomi secara berangsur-angsur.
Simak contoh berikut!
Pada tanggal 2 Mei 2019 pada neraca saldo Sweet n Sour Bakery terdapat akun peralatan usaha sebesar Rp 12.000.000. Perusahaan menetapkan penyusutan sebesar 10 persen per tahun.
Jadi, penyusutan peralatan sebesar 8/12 x 10% x Rp 12.000.000 = Rp 800.000.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 sebagai berikut.
- Beban penyusutan peralatan Rp 800.000
- Akumulasi penyusutan peralatan Rp 800.000.
3. Beban dibayar di muka
Beban dibayar di muka adalah transaksi yang awalnya dianggap sebagai aset atau harta. Namun, aset tersebut menjadi beban di kemudian hari. Beban ini merupakan harta perusahaan yang masa depan akan memberikan manfaat.
Contoh akun beban dibayar dimuka adalah asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka, iklan dibayar di muka, dan bunga dibayar di muka.
Terdapat dua cara pencatatan jurnal penyesuaian akun dibayar di muka:
a. Dicatat sebagai harta (Pendekatan Posisi Keuangan)
Pada tanggal 1 Maret 2019, Sweet n Sour Bakery membayar sewa tempat usaha sebesar Rp 6.000.000 untuk satu tahun.
Penyusunan jurnal penyesuaian atas transaksi tersebut dilakukan dengan cara mendebit akun beban sewa dan mengkredit akun sewa dibayar di muka. Sewa yang telah menjadi beban hingga tanggal 31 Desember 2019 adalah 10 bulan (1 Maret - 31 Desember 2019).
Jadi, jumlah beban sewa adalah sebesar 10/12 x Rp 6.000.000 = Rp 5.000.000
Berikut contoh jurnal penyesuaian beban sewa dibayar di muka pada tanggal 31 Desember 2019:
- Beban sewa Rp 5.000.000
- Sewa dibayar di muka Rp 5.000.000.
b. Dicatat sebagai beban (Pendekatan laba rugi)
Untuk membuat jurnal penyesuaian, tentukan terlebih dahulu bagian sewa yang masih harus menjadi sewa dibayar di muka pada akhir periode akuntansi (Januari - Februari 2020 = 2 bulan) yaitu 2/12 x Rp 6.000.000 = Rp 1.000.000.
Penyusunan jurnal penyesuaian atas transaksi tersebut dilakukan dengan mendebit sewa dibayar di muka dan mengkredit beban sewa. Berikut contoh jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2019
- Sewa dibayar di muka Rp 1.000.000
- Beban sewa Rp 1.000.000.
4. Pendapatan Diterima Di Muka
Pendapatan diterima di muka merupakan transaksi yang dicatat sebagai hutang, tetapi akan menjadi pendapatan di kemudian hari. Pendapatan ini muncul karena perusahaan telah menerima pembayaran atas suatu pekerjaan, tetapi belum menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Contoh pendapatan diterima di muka adalah asuransi diterima di muka, sewa diterima di muka, dan bunga diterima di muka.
Terdapat dua cara penyesuaian akun pendapatan diterima di muka:
a. Dicatat sebagai utang (Pendekatan posisi keuangan)
Pada tanggal 1 April 2019 CV Jasa Kios menerima pendapatan sewa atas kios untuk masa satu tahun senilai Rp 750.000.
Penyusunan Jurnal penyesuaian dilakukan dengan cara mendebit akun sewa diterima di muka dan mengkredit akun pendapatan sewa.
Bagian sewa yang telah menjadi pendapatan adalah 9 bulan (1 April - 31 Desember 2019) sebesar 9/12 x Rp 7.500.000 = Rp 5.625.000
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut.
- Sewa diterima di muka Rp 5.625.000
- Pendapatan sewa Rp 5.625.000.
b. Dicatat sebagai pendapatan (Pendekatan laba rugi)
Untuk membuat jurnal penyesuaian, terlebih dahulu harus menentukan bagian pendapatan yang masih menjadi sewa diterima di muka pada akhir periode akuntansi, yaitu Januari - Maret 2020 = 3 bulan.
Jadi sebesar 3/12 x Rp 7.500.000 = Rp 1.875.000.
Penyusunan jurnal penyesuaian transaksi tersebut dilakukan dengan mendebit akun pendapatan sewa dan mengkredit akun sewa diterima di muka.
Berikut jurnal penyesuaiannya pada tanggal 31 Desember 2019.
- Pendapatan sewa Rp 1.875.000
- Sewa diterima di muka Rp 1.875.000.
5. Beban Yang Masih Harus Dibayar (Utang Beban)
Beban yang masih harus dibayar adalah beban yang sudah menjadi kewajiban dilihat dari segi waktu (jatuh tempo). Namun, perusahaan belum membayarnya. Contohnya adalah gaji dan bunga yang masih harus dibayar.
Simak Contoh berikut!
Suatu perusahaan menetapkan pembayaran gaji pada tanggal 1 Desember 2019 kepada empat karyawan sebesar Rp 8.000.000. Selama bulan Desember, ada seorang karyawan yang belum mengambil utang gaji kepada karyawan yang bersangkutan.
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut.
- Beban gaji Rp 2.000.000
- Utang gaji Rp 2.000.000.
6. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
Pendapatan Yang harus diterima adalah pendapatan yang sudah menjadi hak suatu perusahaan. Namun, belum diterima pembayarannya hingga akhir periode akuntansi.
Meski belum menerima uang, pada akhir periode perusahaan akan mencatat pendapatan tersebut sebagai penghasilan karena perusahaan telah memberikan jasanya.
Piutang bunga dan piutang sewa merupakan contoh pendapatan yang harus diterima. Misalnya pada tanggal 13 Desember 2019 persewaan mobil Baresh menyewakan mobil selama satu minggu senilai Rp 2.500.000.
Namun, hingga tanggal 31 Desember 2019 perusahaan tersebut belum menerima pelunasan. Berikut jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019.
- Piutang sewa Rp 2.500.000
- Pendapatan sewa Rp 2.500.000.
7. Piutang Tidak Tertagih
Piutang tidak tertagih adalah resiko akibat tidak tertagihnya piutang perusahaan karena pelanggan tidak melakukan pembayaran. Transaksi piutang tidak tertagih diperlakukan sebagai beban. Contohnya, sebuah penyedia asa laudry menetapkan 5 persen sebagai piutang tidak tertagih atas piutang usaha sebesar Rp 9.000.000. Perhitungan piutang tidak tertagih adalah 5% x Rp 9.000.000 = Rp 450.000.
Berikut jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019.
- Beban kerugian piutang Rp 450.000
- Cadangan kerugian piutang Rp 450.000.
Tujuan Jurnal Penyesuaian
Dikutip dari situs Pertanian UMA, berikut beberapa tujuan dari dibuatnya jurnal penyesuaian:
- Mempermudah menyusun neraca saldo debit dan kredit buku besar
- Merekap saldo akun-akun di buku besar
- Menentukan saldo akun-akun di buku besar sesuai dengan kenyataan
- Memudahkan untuk penyusunan laporan keuangan
- Mempermudah penyusunan kertas kerja
- Mengoreksi perkiraan-perkiraan tersebut.
Demikian penjelasan tentang contoh jurnal penyesuaian dan tujuan dibuatnya. Semoga bermanfaat detikers!
(row/row)