Bangkit dari Musibah, UMKM Ini Kini Sukses Ekspor Produk hingga ke Taiwan

Bangkit dari Musibah, UMKM Ini Kini Sukses Ekspor Produk hingga ke Taiwan

Aafi Syaddad - detikFinance
Kamis, 05 Okt 2023 16:54 WIB
UMKM Batik Dama Kara
Foto: Aafi Syaddad/detikcom
Jakarta -

Musibah menjadi suatu hal yang tidak terduga kedatangannya dan dapat menimpa siapa pun, tak terkecuali pelaku bisnis. Seperti halnya dialami oleh pelaku UMKM Batik Dama Kara yang kini telah bangkit dan berhasil mengekspor produknya hingga ke Taiwan.

Founder Dama Kara Nurdini Prihastiti mengatakan dahulu usaha yang ia miliki hanya berupa usaha konveksi penerima pesanan seperti baju seragam. Hingga kemudian, tiba suatu momen yang menjadi titik balik Dini, sapaan Nurdini, dalam menjalankan bisnis.

"Ada satu momen di tahun 2019 itu kita punya musibah. Jadi, kapal yang kita gunakan untuk mengirim barang ke klien itu kebakar di perairan laut Masalembo, dan itu jadi kerugian terbesar selama bisnis," ujarnya pada acara peringatan Hari Batik bersama Shopee, Kamis (5/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu tidak lantas mengubur kegigihannya untuk terus berbisnis. Menurutnya, sebagai seorang manusia, semua yang ia miliki hanyalah titipan. Maka dari itu, Dini menjadikan musibah tersebut sebagai pelajaran dan terus mencoba untuk berkarya lebih baik.

"Waktu itu pengen deh buat sebuah bisnis yang bisa kasih manfaat lebih banyak. Waktu itu karena kita punya mesin jahit, punya penjahit, akhirnya kita kepikiran untuk bikin brand baju," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Saat itu, Dini terpikirkan untuk membuka usaha batik. Menurutnya, batik yang menjadi budaya Indonesia perlu untuk dilestarikan, mengingat tak banyak pemuda yang menggunakan batik selain untuk acara-acara tertentu seperti pernikahan dan lainnya.

"Waktu itu aku sempat jalan-jalan ke beberapa perajin dan ternyata kok sudah pada berumur. Kalau bukan kita yang melestarikan siapa lagi. Di situ akhirnya pengen deh bikin batik dengan motif yang lebih simpel, yang lebih sarat makna," lanjut Dini.

Pada tahun 2020 terjadi Pandemi COVID-19 yang memaksa Dama Kara mengoptimalkan penjualan online. Namun, tantangan kembali datang kepada Dama Kara melalui tindakan penipuan.

"Karena waktu itu baru memulai, terus timnya juga belum banyak. Terus sempat ada yang bilangnya sudah transfer ternyata belum transfer, sempat ada human error. Waktu itu akhirnya kita coba deh kita pakai marketplace, dan di situ akhirnya kita bergabung dengan Shopee," jelasnya.

Dini melanjutkan usahanya kini telah tumbuh 700 persen semenjak awal bergabung di Shopee. Tak sampai disitu, Dama Kara pun berhasil menjual produknya ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura hingga Taiwan.

"Ternyata batik ini cukup diminati juga, aku kira mungkin Indonesia nih kayanya pasar kita. Ternyata sejauh ini dari Shopee itu kita ada dari Malaysia, dari Singapura, terus ada juga dari Taiwan," ungkapnya.

Menurutnya, dengan bergabung di Shopee, produsen lokal dapat lebih mudah mendapatkan pembeli dari luar negeri. Ditambah dengan bimbingan dan rekomendasi yang diberikan Shopee kepada mitra-mitranya, Dama Kara mampu menjual ribuan produk per bulan ke luar negeri.

"Untuk penjualan di Shopee bisa sampai ribuan pieces per bulannya," tambah Dini.

Sementara itu, Head of Marketing Growth Shopee Indonesia Monica Vionna menyampaikan Shopee terus mendorong perkembangan produsen batik lokal agar dapat berdaya saing global melalui komitmen Shopee Ada Untuk UMKM.

"Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk UMKM, khususnya para produsen dan pengrajin batik di tanah air agar bisa naik kelas dan berdaya saing global melalui berbagai fitur dan program di Shopee, salah satunya adalah Program Ekspor Shopee," ujarnya.

(anl/ega)

Hide Ads