Mantan penjual asinan 'gerobakan' asal Kabupaten Batang, Jawa Tengah Muhammad Slamet Mulya mendulang kesuksesan setelah banting setir menjadi penjual daster batik online. Tak hanya laris di Tanah Air, produknya bahkan diminati banyak pelanggan di Singapura dan Malaysia.
Pemilik toko batik online bernama Fulaizah ini mengaku cukup kaget karena produknya digemari para pelanggan di mancanegara. Bahkan ia berhasil menjual lebih dari 1.200 daster batik ke pelanggan di luar negeri.
"Awalnya saya hanya bercita-cita menjadi pedagang di Pasar Banjarsari. Ternyata sekarang hasil karya saya bisa diekspor ke luar negeri," ungkap Mulya dalam keterangannya, Kamis (7/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awal Perjalanan UMKM Fulaizah
Mulya menceritakan dirinya tertarik menjadi penjual daster batik online karena terinspirasi salah seorang rekannya. Setelah 3 tahun berjualan online, ia pun belajar membuat produk sendiri pada tahun 2019.
Menurutnya, pedagang batik online di sekitar memang banya bermunculan namun desain dan pola yang beredar masih monoton. Meski sebelumnya tak punya pengalaman membatik, ia mencari ilmu dari rekan-rekannya. Bahkan sampai mengunjungi penjahit di sekitar Kabupaten Batang dan Jalan Benteng Pekalongan.
Awalnya, Mulya hanya fokus menjual produknya di pasar lokal. Ia bertekad hanya menjual daster dengan harga tidak lebih dari Rp 60 ribu. Harganya yang terjangkau dan desain yang menarik inilah yang membuat produknya laku di pasaran domestik.
Kini ia sudah bekerja sama dengan lima pabrikan di Kabupaten Batang untuk bisa memenuhi sekitar 2.000 pesanan daster batik untuk pasar domestik per harinya. Dengan omzet yang terus berkembang, bisnis daster batik toko Fulaizah milik Mulya kini menjadi tumpuan bagi belasan karyawan yang ia berdayakan.
Produk UMKM Lokal Diminati Mancanegara
Tidak hanya digemari pasar domestik, lanjut Mulya, produk daster batik dari toko Fulaizah juga menjadi favorit pelanggan di negara tetangga. Untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, Mulya memanfaatkan Program Ekspor Shopee sehingga dapat menjual produknya hingga ke Malaysia dan Singapura.
Ia menilai keberhasilan ekspor produk dasternya tidak terlepas dari peran penting pihak swasta seperti Shopee. Khususnya dalam memberikan fasilitas bagi para UMKM untuk menjajal pasar ekspor.
Mulya merinci Shopee memberi kemudahan pengiriman yang sama dengan pengiriman domestik. Oleh karena itu, peluang bagi para penjual lokal untuk memasuki pasar global terbuka lebar tanpa harus menghadapi kompleksitas yang tinggi.
"Nggak nyangka dan pastinya seneng banget, daster buatan kita diminati oleh pembeli di luar negeri. Kita kira awalnya ekspor itu susah, apalagi proses pengirimannya yang panjang dan yang kita tahu harus ngirim dalam jumlah banyak," jelas Mulya.
"Setelah dibantu oleh Shopee, semua proses jadi mudah banget. Kita cuma perlu kirim produk ke gudang Shopee, nanti Shopee yang akan meneruskan ke luar negeri. Kemarin sempet baca berita juga kalau gudang untuk pengiriman produk ekspor ditambah sama Shopee, kita jadi semangat biar bisa kirim produk untuk ekspor lebih banyak lagi," imbuhnya.
Sebagai informasi, baru-baru ini, Shopee meresmikan Gedung Ekspor Shopee terbaru di Cengkareng, Jakarta Barat bersama dengan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan. Gudang Ekspor baru ini hadir untuk memfasilitasi lebih banyak produk UMKM ekspor melalui Program Ekspor Shopee.
Saat ini, sudah lebih dari 20 juta produk UMKM lokal yang tergabung dalam program ekspor melalui mekanisme lintas batas dan menembus ke kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mendukung UMKM lokal untuk berdaya saing global dan menjadi bagian dari rantai pasok global.
Dengan memanfaatkan platform e-commerce seperti Shopee, kini pelaku bisnis lokal menggaet peluang ekspor dan dapat menjembatani kesenjangan antara pasar domestik dan internasional.
(ega/ega)