Kemarau Bikin Orang Ogah Beli Tanaman, Pedagang Merana

Kemarau Bikin Orang Ogah Beli Tanaman, Pedagang Merana

Ignacio Goerdi Oswaldo - detikFinance
Minggu, 08 Okt 2023 15:15 WIB
Lipsus Bisnis Terdampak Kekeringan
Foto: Ignacio Geordi Oswaldo/detikcom
Jakarta -

Kemarau panjang yang melanda Tanah Air saat ini membuat pedagang tanaman hias pinggir jalan geleng-geleng kepala. Pasalnya selama musim panas ini pendapatan mereka bisa sangat melandai karena sentimen calon pembeli.

Jaku (37), seorang penjual tanaman hias di kawasan Babelan, Kabupaten Bekasi, mengatakan banyak orang yang enggan membeli tanaman hias di tengah musim kemarau yang sepi hujan ini. Sebab banyak calon pembeli merasa khawatir tanaman yang dibelinya akan mudah mati.

Menurutnya, curah hujan yang sedikit dan panas terik juga mengharuskan calon pembeli untuk memberi perawatan lebih terhadap tanaman yang dibelinya. Kondisi ini sangat berbeda saat musim hujan di mana tanaman dapat tumbuh subur dengan sendirinya tanpa perlu diberi perhatian lebih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kaya gini kan (tanaman) jarang peminatnya kalau musim panas, takut mati kan orang gitu. Kalau musim hujan kan kembangan pada subur-subur, gak disiram lagi juga subur tanaman," kata Jaku kepada detikcom saat ditemui Kamis (5/10/2023).

Selain itu, selama musim kemarau banyak tanaman yang tampak kering dengan daun-daun menguning siap berguguran. Penampakan tanaman yang seperti ini membuat calon pembeli semakin ragu mengeluarkan isi dompetnya. Padahal menurut Jaku kondisi tanaman seperti ini merupakan hal yang biasa saat musim kemarau dan terjadi setiap tahun.

ADVERTISEMENT

"Iya kadang-kadang (kondisi tanaman terlihat) kurang itu, entar pada rontok semua ini mah. Ya entar rontok semua ganti daun baru. Nggak ada masalah yang penting siram," jelasnya.

Parahnya lagi, menurut Jaku tanaman merupakan barang dagangan yang sedari awal jarang dibeli orang karena awet. Artinya sekali dibeli, jarang ada orang yang akan membeli kembali darinya karena tanaman itu bisa dirawat dalam jangka waktu yang lama.

"Kalau masalah ini kan barang-barang awet. Sekali beli ya barangnya ini ya ini sampai gede. Namanya juga ini barang-barang tanaman kan barang awet, nggak kaya barang makanan. Kadang laku kadang nggak, nggak tentu," kata Jaku.

Beruntungnya, Jaku masih memiliki beberapa pelanggan yang menyewa jasanya untuk merawat tanaman mereka secara teratur. Dari sanalah ia mengaku masih bisa meraup sedikit rezeki untuk menutupi kebutuhan sehari-hari dari sepinya pembeli tanaman.

Dijelaskan para pelanggan yang biasa meminta jasa rawat tanaman ini merupakan mereka yang pernah membeli tanaman secara borongan dari tempatnya. Secara berkala, Jaku akan memelihara tanaman-tanaman tersebut agar tetap tumbuh subur dan tidak mati.

"Itu (bantu merawat tanaman) paling sebulan dua kali. Ya kalau masalah menyiram yang otomatis menyiram, cuman ya ada kekurangan misalnya kurang sehat kurang apa umpanya ya dikasih pupuk, media tanam ganti gitu," jelas Jaku.

(das/das)

Hide Ads