Kepala Bappenas Ungkap Modus Daerah Akali Data Stunting biar Dapat Insentif

Kepala Bappenas Ungkap Modus Daerah Akali Data Stunting biar Dapat Insentif

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 09 Okt 2023 13:09 WIB
Pemerintah berencana menghimpun anak-anak Indonesia ke dalam satu wadah. Wadah itu bernama Manajemen Talenta Nasional (MTN).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Suharso Monoarfa/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan banyak pemerintah daerah (pemda) keliru dalam menghitung jumlah stunting sehingga angkanya menjadi kecil. Hal itu agar mendapatkan insentif dari pemerintah pusat.

Demikian kata Suharso dalam Sosialisasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Teknokratik 2025-2029 kepada Partai Politik. Hal itu berdasarkan pengalamannya saat menerima data stunting dari seorang bupati yang tidak disebutkan namanya.

"Salah satunya itu bupatinya temannya Pak Amir (Uskara Wakil Ketua Komisi XI) yang memberikan data itu. Jadi datanya begini, dia dengan bangga mengatakan dari 30-an menjadi 8%," kata Suharso di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Eh eh tunggu dulu he he he ini nggak mudeng, kalau orang yang berhitung nggak mungkin itu dalam waktu 2-3 tahun bisa loncat seperti itu nggak mungkin, dari mana itu nggak masuk akal, hanya karena supaya bisa mendapatkan benefit dari pemerintah pusat," tambahnya.

Suharso pun mengungkapkan cara Pemda akal-akali data stunting yakni hanya dengan mengelompokkannya berdasarkan usia tertentu. Jika usianya sudah lewat dari ketentuan tersebut, otomatis dikeluarkan tanpa melihat kondisi sang balita.

ADVERTISEMENT

"Ketika seorang bayi balita begitu di atas 5 tahun, karena dia dianggap sudah 5 tahun plus 1 hari, meskipun dia masih stunting, keluar dia dari cakupan yang terkena stunting, berkurang jumlahnya. Penyebutnya berkurang, pembilangnya berkurang, lalu datang rombongan yang baru lebih sedikit jadi mengurang, mengecil," ungkapnya.

Untuk itu, Suharso berharap agar partai politik bisa menjelaskan kepada seluruh kadernya yang bertugas di daerah. Dengan begitu stunting Indonesia bisa turun dari 21,6% pada 2022.

"WHO mensyaratkan harus di bawah 20%, masa kita kalah sama Bangladesh yang sudah mendekati di bawah 20%, jadi kita harus lebih baik sekali," ucapnya.

Lihat Video 'Dear Ibu, Efek Stunting Berimbas Kurangnya Tinggi Badan Anak':

[Gambas:Video 20detik]



(aid/ara)

Hide Ads