Kenang Pedagang Pasar Buku Kwitang, Dulu Ramai Hingga Jadi Tempat Syuting

Kenang Pedagang Pasar Buku Kwitang, Dulu Ramai Hingga Jadi Tempat Syuting

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 09 Okt 2023 17:31 WIB
Toko Buku Kwitang
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Pasar Buku Kwitang, Jakarta Pusat, kini mulai sepi pembeli. Padahal kawasan ini dulunya dikenal sebagai pusat jual-beli buku murah. Saking terkenalnya, kawasan ini bahkan sempat beberapa kali dijadikan lokasi syuting film-film ternama RI.

Bonar (53) selaku salah satu penjual buku di Kwitang ini mengaku kawasan ini sebelumnya sangat eksis di tahun 1990-an. Bahkan pada momen-momen tertentu Pasar Buku Kwitang akan dipenuhi pengunjung hingga tidak tertampung.

"(Pasar Buku Kwitang) sudah ramai sejak tahun 1990-an. Bahkan kadang itu kalau sudah tahun ajaran (baru) sudah nggak tertampung itu (pengunjung), sempit jadi jalan waktu zaman-zaman kaki lima," kata Bonar kepada detikcom, Senin (9/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saking ramai dan terkenalnya kawasan ini, banyak film-film ternama Tanah Air yang mengambil Pasar Buku Kwitang sebagai latar tempat atau lokasi syuting. Sebut saja yang paling terkenal film Ada Apa Dengan Cinta (2002). Hal ini tentu membuat sentra buku bekas ini semakin eksis pada zamannya.

"Ada Apa Dengan Cinta, Di Kala Cinta Menggoda, 1001 Cara Menggaet Cowok, masih banyak lagi film-film baru (syuting di Kwitang) yang saya nggak tahu," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

"Wah terkenal se-Indonesia, bursa buku bekas Jakarta pasti Kwitang. Jadi makin ramai lah, ramai pengunjung. Ramai cari buku-buku tentang 'Ada Apa Dengan Cinta', buku Sjuman Djaya 'Aku', banyak lagi mempromosikan Kwitang ini dulu," pungkas Bonar lagi.

Sementara itu pedagang lain bernama Subhil (53) juga mengungkapkan hal serupa, di mana pada tahun 1990-an pasar ini sangat ramai pengunjung. Menurutnya hal ini dapat terjadi berkat lokasi Kwitang yang menjadi titik kumpul masyarakat yang berpergian dari atau menuju Tanah Abang dan Kantor Wali Kota.

"Masa-masa itu Alhamdullilah ramai. Karena didukung beberapa hal, yang pertama online belum ada. Terus (penjual buku) kali lima-nya masih ada walaupun kucing-kucingan, dan lagi di sini kan dulunya era PPD dan metromini kan penumpang turun-naiknya kalau mau ke Tanah Abang di sini, ungkap Subhil saat ditemui detikcom, Senin (9/10/2023).

"Tikungan ini lah, sekitar sini pangkalan bemo, bajaj, (Kwitang) jadi tempat orang berkumpul. Pagi dan sore, pekerja yang ke arah Wali Kota-Tanah Abang iseng-iseng lihat buku. Saya rasa hal hal-hal yang seperti itu mendukung ramainya (pengunjung) saat itu," tambahnya.

Sama seperti Bonar, Subhil juga mengungkapkan saking terkenalnya kawasan ini sebagai tempat jual-beli buku sampai dijadikan lokasi syuting film. Menurutnya hal ini sedikit banyak membuat eksistensi Pasar Buku Kwitang saat itu semakin dikenal masyarakat.

"Ya film itu juga membawa dampak yang bagus juga. Setelah itu kan beberapa kali ada film syuting di sini," ungkap Subhil.

Bahkan kehadiran film-film itu dirasa ikut membuat pasar yang sudah ramai pembeli semakin padat. Menurut Subhil pada masa-masa itulah Pasar Buku Kwitang sangat berjaya.

"Itu masih ada (penjual buku) kaki lima-nya, tahun 2000 ya, itu lagi ramai-ramainya. Memang entah karena lagi ramai dan filmnya dilihat view-nya (jumlah penonton) bagus jadi pada ke sini. Memang masa-masa (tahun) 2000 memang lumayan (banyak pengunjung)," jelasnya.

Sayang kondisi ini mulai berubah sejak para pedagang buku kaki lima di pasar ini ditertibkan Pemda setempat mulai 2005 lalu. Sejak saat itu para pedagang banyak yang berpindah lokasi hingga kini Pasar Buku Kwitang hanya menyisakan sedikit penjual buku hingga sepi pembeli.

(fdl/fdl)

Hide Ads