Berbagai pemimpin perusahaan lintas sektor di Amerika Serikat mengutarakan kecaman dan panggilan bersolidaritas untuk Israel. Sejumlah kebijakan pun dikeluarkan perusahaan untuk melindungi pegawai mereka di negara tersebut.
Dilansir dari CNN International, sejumlah pemimpin usaha di Amerika Serikat (AS) dikabarkan mengecam dan mengajak publik untuk bersolidaritas terhadap Israel. Hal ini disebabkan serangan mendadak yang dilakukan Hamas, gerakan nasionalis dan Islam Palestina, pada Sabtu (7/10/2023).
CEO JP Morgan Chase, Jamie Dimon, pada Minggu (8/10), mengatakan bahwa pihaknya berdiri bersama Israel dalam konflik tersebut. Menurut informan CNN, sebagai wujud dari dukungan itu, sebanyak 230 sampai 240 pegawai JP Morgan Chase di Israel diinstruksikan untuk bekerja dari rumah atau remote working dalam waktu dekat.
Per hari itu juga, Dimon pun mengatakan seluruh pegawai JP Morgan dipastikan aman dan tidak jatuh menjadi korban. Pria 67 tahun ini mengaku mendoakan agar konflik yang terjadi di kawasan tersebut cepat mereda.
"Serangan yang terjadi minggu ini terhadap Israel dan warganya adalah sebuah tragedi. Kami berdiri bersama pegawai, keluarga mereka, dan rakyat Israel di masa yang penuh penderitaan dan kehilangan ini," ucap Dimon dalam memo yang diperoleh CNN.
Selain JP Morgan Chase, Morgan Stanley turut menyarankan agar para pegawainya di Israel untuk menetap di rumah. Hal yang sama juga dilakukan oleh Goldman Sachs.
Dalam catatan yang diperoleh CNN, CEO Goldman Sachs David Solomon, mengatakan perusahaan turut memikirkan persoalan yang sedang dihadapi pegawainya dan warga Israel.
"Dinamika yang terjadi di Timur Tengah selalu sulit dan kompleks. Tapi serangan yang terjadi merupakan tindak terorisme dan melanggar nilai-nilai fundamental kita," bebernya.
Adapun Presiden dan CEO The Partnership for New York City, Kathryn Wylde, mengatakan bahwa komunitas bisnis New York saat ini berduka dan mengecam konflik yang terjadi. Menurutnya, serangan itu seperti membuka luka lama.
"Komunitas bisnis merespon tindakan tidak bernalar ini sebagai tindakan terorisme yang juga kita rasakan seperti serangan pada 9 september di World Trade Center. Hal ini sifatnya personal," tegasnya.
Sebagai informasi, The Partnership mewakili sebanyak 300 pemimpin perusahaan di New York. Gabungan pegawai dari sejumlah perusaan di komunitas tersebut mencapai lebih dari 1 juta pekerja.
"Tidak ada yang bisa membenarkan kekerasan yang terjadi di Israel pekan ini," sambung Kathy.
Adapun The Business Roundtable, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili sejumlah CEO asal AS, mengatakan pihaknya juga mengecam serangan Hamas terhadap Israel.
"Kami bersama pemerintah AS dan komuniras global mengecam serangan mengerikan terhadap Israel," ucap The Business Roundtable dalam keterangan resminya.
Grup bisnis tersebut menambahkan saat ini sedang membuka komunikasi dengan pemerintah Israel dan kamar dagang Israel-AS atau The Israel-America Chamber of Commerce, untuk mencari cara mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Lihat Video 'Detik-detik Mobil Ambulans MER-C di Gaza Terkena Rudal Israel':
(das/das)