Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menjawab tuntutan sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang yang meminta agar platform toko online (e-commerce) selain TikTok Shop untuk ditutup.
Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dilakukan karena sejumlah alasan. Namun, ia mengatakan bahwa pemerintah punya solusi untuk hal tersebut.
1. Perdagangan Online Keniscayaan
Zulhas awalnya mengatakan bahwa perdagangan digital adalah sebuah keniscayaan karena nyaris semua aktivitas perdagangan kini memanfaatkan platform digital. Oleh sebab itu, ia mengatakan pihaknya saat ini mendorong pelatihan berjualan secara online.
"Digital itu suatu keniscayaan, memang lama-lama akan digital. Makanya diatur, makanya yang belum ngerti, belum belajar, kita nanti ajari. Nanti tokonya di sini, tapi bisa jualan juga secara online," ucapnya saat mengunjungi pusat grosir ICT Cempaka Mas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2023).
2. Dorong Pelatihan Penjualan Online
Zulhas mengatakan bahwa pelatihan online bisa menjadi solusi bagi pedagang yang berjualan tatap muka untuk bisa berkompetisi dengan zaman. Direktur Usaha Perdangangan Kemendag Septo Soepriyanto, mengatakan bahwa Kemendag sudah melaksanakan pelatihan digital untuk 25 juta pedagang tahun ini.
Pelatihan itu adalah program bernama Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang sudah dirancang sejak 2020.
3. 30 Juta Pedagang Pandai Jualan Online Tahun Depan
Pada 2024, Septo mengatakan pemerintah menargetkan 30 juta pedagang memiliki kemampuan untuk berjualan di platform digital. Berbagai materi pelatihan seperti foto, branding, dan peningkatan kualitas produk seperti kemasan dan packaging diberikan oleh Gernas BBI.
Septo mengatakan eksekusi program dilakukan lintas kementerian agar pedagang Indonesia bisa naik kelas dengan berjualan di dunia digital. "Program ini lintas kementerian. Targetnya ada 30 Juta on boarding sampai 2024, tahun ini ada sekitar 25 juta yang dilatih," jelasnya.
(ara/ara)