Judi Online Cari Mangsa ABG di Balik Saweran ke Streamer Game

Judi Online Cari Mangsa ABG di Balik Saweran ke Streamer Game

Retno Ayuningrum - detikFinance
Rabu, 11 Okt 2023 07:30 WIB
Ilustrasi memegang smartphone
Ilustrasi/Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Heboh di media sosial streamer game yang diduga promosikan judi online berkedok donasi atau saweran. Praktik promosi judi online ini semakin meresahkan masyarakat karena sebagian besar penonton streamer game adalah anak-anak yang masih di bawah umur.

Untuk itu, peran orang tua di sini sangatlah penting agar anak mereka tidak terjebak judi online. Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group (AAG) Andy Nugroho menyarankan kepada para orang tua agar lebih sering pantau anak mereka saat bermain handphone. Bila perlu, mereka juga turut aktif memberikan edukasi bahaya serta dampak negatif judi online.

"Para orang tua pun sebaiknya sering-sering memantau dan memberi pemahaman kepada putra-putrinya bilamana mereka tahu anaknya suka main game akan bahaya dari judi online ini," kata Andy kepada detikcom, Senin (9/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, para remaja yang melihat konten para streamer game ini berpotensi memberi saweran atau donasi. Hal ini dipicu dari munculnya rasa penasaran, solidaritas, dan kebersamaan kelompok para gamers.

"Apalagi di usia-usia ABG, solidaritas dan rasa ingin dianggap sebagai bagian kelompok itu kuat sekali, sehingga anak-anak tersebut akan terus menyawer," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Kemudian dia mengungkapkan beberapa alasan promosi judi online menyasar ke komunitas streamer. Di antaranya karena para streamer game mempunyai jumlah pengikut yang banyak karena adanya kesamaan hobi, yakni bermain game online.

"Dan yang namanya followers di sosmed itu cenderung lebih percaya dan mengikuti apa yang dipromosikan oleh orang-orang yang mereka follow, karena merasa ada hal-hal yang relate antara kehidupan si selebgram dengan kehidupan mereka. Salah satunya kesamaan hobi," jelas Andy.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda. Dia mengatakan target pasar judi online ini adalah masyarakat yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk melihat media sosial.

"Maka dari itu, penyedia judi online akan lebih efektif untuk mengiklankan melalui platform media sosial dan YouTube. Khusus untuk media sosial, iklannya sangat banyak dan terang-terangan juga ada akun penyedia judi online," ujar Huda kepada detikcom.

Lebih lanjut lagi, dia menjelaskan di platform streaming yang biasa digunakan para streamer game ini tidak bisa melacak adanya transaksi. Promosi dengan cara saweran tersebut bisa menyasar ke para streamer di platform lain, tidak hanya game streamer saja.

Untuk itu, dia meminta untuk menindaklanjuti dengan tegas bagi streamer game yang terlibat promosi judi online. Namun, lain halnya dengan diberi uang secara cuma-cuma, para streamer game bisa menyerahkan uang pemberian judi online tersebut ke polisi dan melacak siapa pengirimnya.

"Kalau yang mengiklankan ya mereka wajib diperiksa. Tapi, kalau mereka dikasih begitu saja uang judi online, bisa dikembalikan atau diserahkan kasusnya ke pihak yang berwajib," imbuhnya.

(ara/ara)

Hide Ads