Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo buka suara soal kabar terbaru rencana merger maskapai pelat merah, Citilink dan Pelita Air. Menurut pria yang akrab disapa Tiko itu, lisensi pesawat reguler Pelita bakal dipindahkan ke Citilink.
Sebagai informasi, Pelita Air merupakan salah satu lini bisnis dari Pertamina Group. Tiko menyebut nantinya Pelita akan fokus ke penerbangan charter
"Pelita yang sekarang kan yang charter memang Pertamina punya, itu tetap di Pertamina karena mereka melayani operation-nya pertamina yang charter business," jelasnya di sela acara HSBC Summit 2023 di St. Regis Hotel Jakarta, Rabu (11/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, bisnis penerbangan reguler Pelita Air dan penerbangan charter akan dipisah menjadi dua entitas perusahaan yang terpisah, atau akan ada 2 PT untuk reguler dan charter. Sementara brand Pelita masih dipertahankan untuk penerbangan reguler.
"Masih ada, kita pertahankan, Bagus Pelita bagus, as a good brand sekarang. (Dipisah?) Ya dipisah, ada 2 PT," lanjutnya.
Tiko menyebut pemerintah juga sedang mendiskusikan rencana memasukkan Pelita dan Citilink Holding Aviasi dan Pariwisata InJourney, setelah merger dilakukan.
"Jadi memang yang kita bedakan memang Pelita yang reguler saja, bukan yang charter. Tapi kita ini lagi diskusi apakah nanti di Citilink, atau nanti bahkan mungkin dua-duanya kita masukkan ke InJourney juga," beber Tiko.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memberikan bocoran terkait dengan rencana penggabungan maskapai BUMN tersebut. Nantinya, Pelita Air akan bergabung dengan Citilink di segmen Low-Cost Carrier (LCC). Walau demikian, tetap akan ada dua maskapai dengan target market yang berbeda. Harapannya, merger ini bisa terselesaikan pada tahun ini.
"Iya nanti tergantung masing-masing pembukuan dong. Nanti Garuda tetap di premium, lalu Citilink dan Pelita merger, tapi kita lihat pembukuannya seperti apa. Perlu proses lah. Kalau bisa tahun ini, tahun ini. Kalau nggak, awal tahun depan," kata Erick saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (31/8).
Simak juga Video 'Respons Garuda Indonesia soal Merger 3 Maskapai BUMN':